Jubir COVID-19 di Indonesia: Sebagian Masyarakat Mulai Peduli Soal Bahaya Virus Corona

Kecewa melihat orang lain tak patuhi protokol kesehatan, Jubir COVID-19 menilai respons sebagian masyarakat mulai peduli.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Jun 2020, 08:00 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (29/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto mengungkapkan, bagaimana respons masyarakat yang semakin hari semakin baik. Bahwa masyarakat pun kian lama terlihat tidak panik menghadapi situasi COVID-19. Kemudian masyarakat ada yang kecewa melihat orang yang lain tidak mematuhi protokol kesehatan.

"Setiap hari, kami selalu mendapatkan informasi dari masyarakat tentang kekecewaan melihat masyarakat yang lain mengabaikan protokol kesehatan. Ada masyarakat lain yang masih tetap bergerombol, tidak menjaga jarak, tidak menggunakan masker," ungkap Yuri saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (4/6/2020).

"Bahkan membawa anaknya yang masih balita ke tempat keramaian. Misalnya, ke toko dan pasar. Lalu melihat orang-orang yang sudah lanjut usia masih berada di luar. Ini (kekecewaan) adalah gambaran bahwa sebagian masyarakat kita sudah mulai peduli."

Gambaran di atas dinilai Yuri, pelan tapi pasti diharapkan terjadi, sehingga masyarakat bisa menjadi kontrol bagi masyarakatnya sendiri. Tentunya, untuk bersama-sama mematuhi protokol kesehatan. Kesadaran ini yang memang kita harapkan. Kita menyakini bahwa semakin hari ini akan semakin menjadi lebih baik.

Yuri mengingatkan, COVID-19 adalah masalah dunia. Hampir semua negara di dunia ini terdampak COVID-19 dan sampai dengan saat ini kita masih belum bisa mendapatkan cara untuk memberikan kekebalan secara buatan dengan menggunakan vaksin. Ini karena proses pembuatan vaksin saat ini terus dikejar oleh para ahli di seluruh dunia.


Tata Kehidupan Baru

Penanda jaga jarak fisik atau physical distancing terpasang di Pura Kerta Jaya, Kota Tangerang, Banten, Rabu (3/6/2020). Pura Kerta Jaya menerapkan pemberlakuan protokol kesehatan selama masa pandemi virus corona COVID-19 seiring rencana kembali dibukanya tempat ibadah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mematuhi protokol kesehatan dapat mencegah penularan Corona.

"Sekarang, sudah bukan menjadi suatu pemandangan yang aneh manakala ada orang menggunakan masker di luar rumah. Namun, akan menjadi perhatian banyak orang kalau ada orang yang tidak menggunakan masker di luar rumah. Inilah perubahan-perubahan yang kita inginkan," tambah Yuri.

"Inilah tata kehidupan baru yang sebenarnya ingin kita ciptakan, sehingga menaati dengan disiplin dan melaksanakan protokol kesehatan itu bentuk konkret dari upaya mencegah upaya tertular COVID-19."

Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting untuk mengedukasi dan memberikan keteladanan kepada anak-anak. Disiplin pada protokol kesehatan, hanya ini yang bisa kita lakukan kalau kita ingin selamat dari tertular COVID-19.

"Kesadaran ini menjadi kesadaran kolektif yang tentunya harus berbasis kepada keluarga. Kita membutuhkan peran serta masyarakat secara aktif. Jadi gunakan masker, bukan karena diperintahkan. Mencuci tangan bukan karena diawasi. Menjaga jarak, bukan karena memang diperintahkan," ujar Yuri.

"Jadikan ini sebuah kesadaran kita tanpa diperintahkan, tanpa diawasi. Karena ini kebutuhan bagi kita untuk tetap sehat."


Simak Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya