Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi yang diterbitkan pada Juni 2020 melaporkan peningkatan risiko COVID-19 pada penyandang Down Syndrome (DS). Ada fitur atau karakteristik tertentu yang ditemukan di segmen populasi ini.
Down syndrome menggambarkan trisomi 21, suatu kondisi di mana individu memiliki tiga salinan kromosom ke-21, bukan dua. Ini bawaan lahir dan ada sekitar 250 ribu individu di dunia yang terkena dampaknya saat ini.
Advertisement
“Dampak COVID-19 pada penyandang DS tidak diketahui. Namun, mereka memiliki risiko infeksi saluran pernapasan yang lebih tinggi, termasuk dan terutama disebabkan oleh influenza dan virus syncytial pernapasan,” mengutip News Medical.
Studi ini bertujuan mengidentifikasi risiko infeksi COVID-19 pada penyandang DS. Para peneliti memeriksa catatan medis lebih dari 4.600 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit Mount Sinai, New York, dari 1 Maret hingga 24 April 2020.
Semua pasien memiliki diagnosis, mereka dikonfirmasi oleh tes RT-PCR. Dalam studi ini, pasien DS diidentifikasi dari catatan medis elektronik mereka. Untuk setiap individu tersebut, enam kontrol acak dipilih dengan karakteristik usia, ras, dan jenis kelamin yang cocok.
Para peneliti juga mengambil informasi demografis, tanda-tanda vital, pembacaan laboratorium, dan data hasil dari catatan.
Simak Video Berikut Ini:
Risiko Rawat Inap Lebih Tinggi
Dilihat dari 2,6 juta pasien yang masuk ke sistem rumah sakit selama lima tahun terakhir, dengan sekitar 1.100 pasien DS, jumlah pasien COVID-19 dengan DS yang diharapkan adalah 2 pasien. Namun, ketika komposisi usia pasien dengan DS dicatat, jumlah pasien COVID-19 dengan DS diharapkan sesedikit mungkin yaitu 1 pasien.
Namun, studi saat ini menunjukkan bahwa ada 6 pasien DS dirawat dengan COVID-19, yang jauh di atas angka yang diharapkan. Ini sesuai dengan peningkatan 9 kali lipat dalam persentase pasien COVID-19 DS yang dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan populasi umum pada kelompok usia 30-64 tahun.
Usia rata-rata pasien DS dengan COVID-19 yang berada di rumah sakit adalah 54 tahun, 12 tahun lebih muda daripada pasien COVID-19 lainnya di rumah sakit yang sama. Ini menunjukkan bahwa pasien DS berada pada peningkatan risiko rawat inap dengan COVID-19 dari sekitar sepuluh tahun lebih awal dari populasi umum.
Advertisement