Liputan6.com, Jakarta - Jika harus memilih antara Honda Beat baru atau Honda Scoopy bekas, tentu Honda Beat baru terdengar lebih masuk akal. Selisih keduanya pun tak berbeda jauh di kelas
Akan tetapi harga bekas Scoopy kini cenderung setara, bahkan tak sedikit di bawah Beat. Lantas siapa lebih menarik untuk dibeli?
Tentu bukan generasi awal atau pra facelift yang kami maksud. Mereka terlalu tua untuk dijadikan opsi. Melainkan Scoopy keluaran 2017 sampai 2019. Tak sulit menemukan unit yang didagangkan mulai Rp 13 juta sampai Rp 17 jutaan. Tergantung tahun produksi dan kondisi.
Advertisement
Ia juga tak berbeda dengan yang ada di diler sekarang. Selama tiga tahun Honda belum melakukan peremajaan. Satu-satunya yang berubah hanyalah tema kelir. Bukan sesuatu yang signifikan.
Karena itu, saat disandingkan dengan Beat, ada beberapa unsur yang membuat ia lebih menarik. Dari kemasannya saja, Honda Scoopy tampak lebih premium dan stylish. Desain modern retro menjadi nilai jual tersendiri.
Apalagi dipadukan ban berdiameter kecil. Komposisi roda 12 inci 100/90 di depan dan 110/90 di belakang berhasil mengubah kesan motor jadi lebih lucu. Ditambah dengan banyaknya opsi kelir, bahkan sampai pilihan warna jok dan panel plastik. Ya, beberapa varian dikombinasikan pelapis sadel coklat, serta kelir dek dan dashboard non-hitam. Ekspresif.
Identitas
Coba tengok Beat. Meski di generasi baru desainnya makin manis dan modern, identitasnya tak sekuat Scoopy. Secara garis besar gurat bodi senada dengan kompetitor lain. Alias konservatif. Didominasi tarikan garis tegas dan mengotak. Ala skutik biasa.
Katakanlah diadu dengan Beat termahal, kelengkapan Scoopy masih unggul. Salah satunya fitur anti-theft alarm dan answer back system yang bisa dioperasikan dari remote. Fasilitas ini sederhana, tapi tentu sangat berfungsi. Paling tidak suara nyaring alarm menghindari risiko kemalingan. Saat mencari lokasi parkir motor pun dipermudah, berkat adanya kedipan lampu.
Pencahayaannya juga setingkat lebih canggih. Pancaran sinar lampu utama Scoopy berasal dari LED Projector. Titik fokus cahaya lebih baik ketimbang model reflektor di Beat. Sekeliling headlight juga dihias positioning lamp bercahaya dioda. Tampak futuristik.
Beat sebetulnya sudah mengadopsi LED, namun sebatas lampu utama. Selebihnya masih halogen kuning. Dan area mika depan tak diberi hiasan cahaya apapun.
Advertisement
Bawaan
Di balik jok, Scoopy dapat lebih banyak memuat bawaan. Volume bagasi mencapai 15,4 liter, selisih 3,4 liter dari Beat. Walaupun keduanya tak sanggup menelan helm, paling tidak pengakomodiran barang jadi mudah dan leluasa.
Melihat kubikasi silinder yang tak beda jauh, wajar jika berprasangka mereka sama saja. Namun perlu diketahui, ukuran bore dan stroke Scoopy berbeda. Begitu pula rasio kompresi mesin. Yang lantas membuat output sedikit lebih besar, meski dalam hitungan desimal.
Karakternya pun lain, lantaran Beat mengadopsi model long stroke (agresif di putaran bawah). Sementara Scoopy lebih layak disebut square engine (merata). Dalam hitungan angka, tenaga si retro sebesar 8,97 Hp dan torsi 9,4 Nm. Lantas si raja jalanan mencatat 8,87 Hp dan torsi 9,3 Nm.
Soal kelengkapan sisanya cenderung sama. Mengandalkan panel instrumen campuran analog digital, hanya beda model. Lantas sajian informasi juga tak terlalu banyak. Selain itu ada Idling Stop System (ISS), soket listrik 12 V tertutup laci, serta mekanisme Combi-Brake System (CBS).
Yang Tak Dimiliki Scoopy
Kasta lebih tinggi bukan berarti unggul di semua sektor. Rancangan Scoopy sudah lama. Konstruksi utama belum diganti ke model eSAF (enhanced Smart Architecture Frame), yang menjadi kebanggan Honda dan tertanam di Beat generasi anyar. Boleh jadi, baru di generasi berikutnya struktur berubah.
Maka dari itu, Beat bisa mencatat berat total 89 kg – 90 kg. Selisih banyak dengan Scoopy yang memiliki bobot 99 kg. Sementara dimensi keseluruhan tak begitu signifikan bedanya. Tapi tetap saja, dari sudut pandang kepraktisan berkendara, akan lebih mudah mengendalikan Beat di jalanan padat.
Kapasitas tangki ternyata tak lebih baik juga. Tampungan bensin maksimal hanya 4-liter, kalah dari Beat yang dapat diisi penuh hingga 4,2-liter. Tampak sepele memang. Namun hal ini berkaitan juga dengan konsumsi bahan bakar klaim. Pada metode pengetesan ECE R40 Euro 3, Scoopy mencatat 59 kpl, sementara adiknya berhasil menoreh 60,6 kpl.
Advertisement
Kesimpulan
Hal yang tak dimiliki Scoopy sebetulnya masih bisa ditolerir. Toh klaim konsumsi bahan bakar 59 kpl dengan kapasitas tangki segitu tak begitu buruk. Bobot 99 kg juga bukan angka berlebihan.
Ditambah dengan ragam keunggulan yang ia miliki, Scoopy bekas lebih menarik untuk dipilih. Tapi kembali lagi, keputusan ada di tangan Anda. Kadar toleransi orang bakal berbeda, apalagi soal preferensi selera.
Satu hal perlu dicatat. Jika pada akhirnya memutuskan mengambil Scoopy bekas, bukan tak mungkin keluar uang tambahan. Asumsikan mendapat unit 2017 seharga Rp 14 juta, biasanya perlu peremajaan. Terutama area CVT dan pengereman. Paling tidak sediakan Rp 1 juta - Rp 2 juta dalam budget untuk antisipasi.
Sumber: Oto.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement