BI: Inflasi di Awal Juni Capai 0,04 Persen

Bank Indonesia menyampaikan angka inflasi pada pekan pertama Juni 2020. Laporan ini berdasarkan hasil Survey Pemantauan Harga

oleh Athika Rahma diperbarui 05 Jun 2020, 17:15 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) didampingi DGS Destry Damayanti (kiri) dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kanan) memberi keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Kantor BI, Jakarta, Kamis (19/9/2019). BI menurunkan suku bunga acuan BI7DRR menjadi 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan angka inflasi pada pekan pertama Juni 2020. Berdasarkan hasil Survey Pemantauan Harga yang dilakukan BI, tercatat inflasi pekan pertama Juni mencapai angka 0,4 persen.

Adapun untuk inflasi year on year tercatat mencapai angka 1,81 persen.

"Berdasarkan survei pemantauan harga minggu 1 di bulan Juni ini, kalau kita lihat itu inflasinya month to month 0,04 persen. berarti itu year on year 1,81 persen. Artinya, itu juga lebih rendah dari bulan lalu," ujar Perry dalam video conference, Jumat (5/6/2020).

Perry melanjutkan, inflasi yang rendah tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti permintaan masyarakat yang turun akibat PSSB. Lalu, aktivitas ekonomi dan pendapatan masyarakat yang turun juga menjadi pengaruh rendahnya inflasi.

"Kenapa permintaan lebih rendah dan itu kenapa faktor permintaan yang rendah itu menyebabkan faktor terkait rendahnya inflasi," lanjutnya.

 


Faktor Lain

Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) didampingi DGS Destry Damayanti (dua kiri), Deputi Gubernur Erwin Rijanto (dua kanan), Deputi Gubernur Sugeng (kiri), dan Deputi Gubernur Rosmaya Hadi (kanan) memberi keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur, Jakarta, Kamis (19/9/2019). (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Kemudian, faktor lain ialah ketersediaan pasokan dan distribusi barang dan pangan serta koordinasi yang erat antara Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) dan level daerah (TPID).

"Lalu faktor lainnya ialah kredibilitas kebijakan yang diukur dari ekspektasi inflasi dan kredibilitas kebijakan baik BI dalam mengendalikan moneter maupun kebijakan pemerintah di bidang ekonomi," tutup Perry.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya