Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menjadi salah satu bank yang juga melakukan revisi target pertumbuhan kreditnya. Hal ini merupakan imbas dari pandemi Virus Corona (Covid-19) yang dampaknya hingga ke sektor ekonomi.
Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu mengatakan, revisi pertumbuhan kredit ini juga telah disampaikan ke otoritas terkait, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Advertisement
Pada November 2019 kami masukkan ke RBB kredit bisa tumbuh dua digit. Ternyata tidak diduga ada pandemi Covid-19, tentunya bukan hanya kami, kami akan ajukan ke OJK revisi kredit 2020, dari dua digit menjadi sekitar 7-9 persen," kata dia di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Di tegah kondisi ekonomi yang masih lesu ini, Daniel mengaku pihaknya tidak akan teralalu agresif dalam menyalurkan kredit. Hal ini dinilai terlalu beresiko terhadap Net Perfoarming Loan (NPL) perusahaan ke depannya.
Tercatat, hingga kuartal I 2020, Bank Ina mampu menyalurkan kredit Rp 2,5 triliun atau naik 53 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Likuiditas Bank Ina tidak ada masalah dan ini yang jadi poin kekuatan kami sejak Januari 2020 kemarin Salim sudah declare jadi ultimate shareholder," tegas dia.
LDR dan CAR
Daniel mengatakan rasio loan to deposit ratio (LDR) perusahaannya masih berada pada level yang longgar, yaitu sebesar 68,24 persen pada Maret 2020.
Dalam hal modal, perseroan juga masih dalam kondisi yang kuat. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada level 37,84 persen per Maret 2020.
Advertisement