Liputan6.com, Jakarta - Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar rapid test atau uji cepat massal di Kawasan Kenjeran dan Wisata Religi Sunan Ampel di Surabaya, Jawa Timur pada, Sabtu (6/6/2020). Dari rapid test massal itu, sebanyak 139 warga dinyatakan reaktif di dua tempat tersebut.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Irvan Widyanto menuturkan, ada sekitar 429 warga yang mengikuti rapid test dan swab massal di kawasan wisata religi Sunan Ampel.
"Hasilnya sebanyak 63 orang atau sekitar 14,7 persen dinyatakan reaktif. Sementara non-reaktif ada 366 orang," ujar dia, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan rapid test yang digelar di kawasan Kenjeran diikuti sekitar 302 orang. Hasilnya sekitar 76 orang atau 25,2 persen dinyatakan reaktif dan non-reaktifnya ada 226 orang. Sehingga jika di total warga yang dinyatakan reaktif berdasarkan uji cepat di Kenjeran dan kawasan religi Sunan Ampel sebanyak 139 orang.
Dia mengatakan, angka reaktif di atas 10 persen itu berarti upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya telah masif sehingga dari hasil itu dapat diketahui kondisi yang ada di dua wilayah tersebut.
"Ini sudah langkah yang on the track, sehingga kita bisa tahu betul kondisi yang ada di dua wilayah ini," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Terjunkan 20 Orang Tenaga Kesehatan
Camat Semampir Surabaya Siti Hindun Robba mengatakan untuk mendukung kegiatan rapid test yang diselenggarakan BIN, pihaknya juga menerjunkan sekitar 20 orang tenaga kesehatan di empat Puskesmas Kecamatan Semampir.
Hindun mengatakan, antusiasme warga mengikuti kegiatan ini terlihat begitu besar. Hal ini terbukti ketika pelaksanaan rapid test pada pertama, Jumat 5 Juni 2020, kuota yang disiapkan sebanyak 700 orang, tetapi yang datang mencapai 824 orang.
Dari jumlah tersebut yang reaktif ada 117 orang. Sedangkan sekitar 50 orang yang dinyatakan reaktif itu dibawa ke hotel dan sisanya isolasi mandiri di rumah.
Sedangkan untuk pelaksanaan rapid test pada Sabtu ini, kuota yang disiapkan sebanyak 500 orang, sedangkan yang ikut hanya 429 warga.
"Untuk sasarannya sebenarnya adalah warga di wilayah Surabaya Utara. Namun, beberapa warga dari luar Kecamatan Semampir juga ikut datang," ujar dia.
Advertisement