Dibuka Kembali, Masjid Agung Gowa Hanya Boleh Berkapasitas 25 Persen

Pada penerapannya ke depan, Masjid Agung Syekh Yusuf Gowa hanya akan menampung sekitar 500 atau maksimal 700 anggota jemaah dari kondisi normal sekitar 2.800 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jun 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Liputan6.com, Gowa - Masjid Agung Syekh Yusuf Gowa, Sulawesi Selatan, difungsikan kembali setelah sekian lama ditutup karena pandemi COVID-19 dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan, salah satunya pembatasan jumlah anggota jemaah.

"Sebagai bentuk implementasi kebijakan new normal di tengah pandemi COVID-19 seluruh tempat ibadah secara bertahap diizinkan untuk salat berjemaah," Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gowa Syamsuddin Bidol di Gowa, Minggu, 7 Juni 2020, dilansir Antara.

Salah satu rumah ibadah yang sudah mulai difungsikan yakni Masjid Agung Syekh Yusuf, yang merupakan masjid kebanggaan masyarakat Kabupaten Gowa.

Pada penerapannya ke depan, masjid yang berada di Jalan Masjid Raya, Kecamatan Opu ini hanya akan menampung sekitar 500 atau maksimal 700 anggota jemaah dari kondisi normal sekitar 2.800 orang.

Syamsuddin Bidol menambahkan bahwa aturan baru ini sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan berdasarkan surat edaran Kementerian Agama terkait dengan panduan pelaksanaan ibadah di rumah ibadah di seluruh wilayah Republik Indonesia.

"Di dalam masjid, jarak setiap jemaah diatur kurang lebih 1,5 meter. Dengan jarak ini, daya tampung masjid hanya bisa menampung kurang lebih 500 orang," katanya.

Dalam simulasi ini, pengurus masjid bekerja sama Pemerintah Kabupaten Gowa dan Polres Gowa.

Syamsuddin menjelaskan bahwa simulasi ini sebagai persiapan penerapan aturan pada saat masjid kembali berfungsi pada penerapan tatanan normal baru.

Dalam simulasi ini, kata dia, setiap anggota jemaah yang datang wajib menggunakan masker.

Mereka yang akan masuk ke masjid akan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh. Ketika didapatkan suhu di atas 38 derajat Celsius, diarahkan untuk berobat ke layanan kesehatan dan akan tetap dalam pantauan pemerintah.

"Jemaah harus kondisi sehat, inilah yang menjadi syarat bagi jemaah untuk ke masjid. Karena anggota jemaah yang tidak sehat ini di samping membahayakan anggota jemaah lainnya juga membahayakan dirinya sendiri," katanya menerangkan.

Tak hanya itu, kata dia, mereka sebelum masuk masjid, wajib cuci tangan dengan sabun di tempat yang telah disediakan serta membawa perlengkapan salat sendiri.

Setiap selesai salat, masjid akan dibersihkan dan setiap harinya akan disemprot disinfektan agar masjid tetap steril.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya