Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, Pangeran William pernah mengatakan ingin berbuat sesuatu atau berkontribusi pada masyarakat selama pandemi corona Covid-19. Salah satunya, ia ingin menjadi sopir mobil ambulans.
Baru-baru ini, ia akhirnya mengungkapkan kalau dirinya secara sukarela menjadi relawan pada saluran bantuan krisis selama masa penguncian alias lockdown di Inggris. Duke of Cambridge menjadi sukarelawan di Shout 85258, lembaga yang menawarkan dukungan melalui pesan teks pribadi kepada orang-orang yang mengalami krisis mental.
Pangeran William mengatakan ikut menjawab pesan setelah dilatih oleh badan amal kesehatan mental tersebut. Bulan lalu dia memberi tahu sesama sukarelawan mengenai tugasnya itu dalam sebuah panggilan video.
Baca Juga
Advertisement
"Saya akan berbagi sedikit rahasia dengan kalian, saya sebenarnya ada di platform sukarela," ucap suami Kate Middleton itu, seperti dilansir dari laman The Guardian, Senin (8/6/2020).
Mereka yang mengirim SMS sepanjang waktu tidak tahu bahwa mereka sedang berbicara dengan anggota Keluarga Kerajaan Inggris. Seperti 2.000 sukarelawan Shout lainnya, William menggunakan nama samaran pada platform tersebut.
Istana Kensington mengumumkan keterlibatan pangeran untuk menandai Volunteers Week, yang berakhir pada Minggu, 7 Juni 2020. Ratu Elizabeth II memuji pekerjaan para relawan dalam sebuah pesan khusus.
"Saat Volunteers Week berakhir, melalui tindakan kemurahan hati dan kebaikan mereka, telah mencapai banyak hal untuk kebaikan yang lebih besar. Saya telah mengikuti bagaimana pria dan wanita dari seluruh dunia, termasuk keluarga saya sendiri, telah membantu dan mengakui peran vital relawan," ucap sang ratu, dilansir dari BBC.
"Saya mengirimkan harapan terbaik kepada semua orang yang memberikan diri mereka secara bebas dan tanpa pamrih untuk melayani orang lain," lanjutnya.
William di Garis Depan
Royal Foundation Cambridges bersama Duke dan Duchess of Sussex membantu meluncurkan Shout 85258 pada tahun lalu. Mereka memberikan sokongan dana sekitar Rp53 miliar, dalam layanan melalui Royal Foundation mereka.
Sampai saat ini telah lebih dari 300.000 percakapan teks telah dilakukan pada layanan ini. Sekitar 65 persen dari mereka yang mengirim SMS berusia di bawah 25 tahun, kata badan amal itu.
Pelatihan sebagai sukarelawan krisis di Shout menempatkan William di garis depan layanan bagi kaum muda dalam kesulitan.Beberapa SMS berisikan cerita depresi atau serangan panik.
Sebagian besar mengatakan mereka merasa ingin bunuh diri. Ada juga yang mengeluhkan tentang belajar di rumah yang diangap sangat membebani.
Pangeran William berharap apa yang telah ia lakukan bersama para relawan lainnya bisa sedikit mengubah pandangan sebagian orang sehingga berpikir lebih positif dan optimis dalam menghadapi ragam permasalahan.
Advertisement