Dibangun 37 Hari, RSA UGM Buat Pasien Corona Resmi Dibuka

RSA UGM akan digunakan sebagai tempat penanganan khusus pasien Corona di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

oleh Athika Rahma diperbarui 08 Jun 2020, 14:15 WIB
RS Akademi UGM. (Dok. Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah resmi membuka operasional rumah sakit akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (8/6/2020). Di dalam rumah sakit tersebut, terdapat dua bangunan yaitu gedung Arjuna dan Yudhistira yang akan digunakan sebagai tempat penanganan khusus pasien Corona di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Wakil Menteri PUPR John Wempy Wetimpo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno meresmikan penggunaan RSA UGM tersebut secara virtual.

"Mewakili Pak Menteri PUPR yang tidak bisa hadir siang hari ini, mewakili Pak Wamen, maka secara resmi, bangunan di RSA UGM resmi dinyatakan dimanfaatkan," ujar Pratikno dalam konferensi pers virtual, Senin (8/6/2020).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga menjelaskan, pembangunan RSA UGM merupakan tindak lanjut dari surat edaran Mensesneg dan Gugus Tugas Percepatan Covid-19 sebagai rumah sakit rujukan Covid-19.

"Adapun, pelaksanaan pembangunan gedung dimulai dari 20 April 2020 dan selesai pada 31 Mei 2020 atau sekitar 37 hari," ujar Danis.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kapasitas

RS Akademi UGM. (Dok. Kementerian PUPR)

Sebagai informasi, RS Akademik UGM memiliki kapasitas total sebanyak 107 tempat tidur dengan rincian 80 tempat tidur rawat inap, 2 tempat tidur ruang tindakan dan 25 tempat tidur ruang isolasi. Gedung Yudhistira memiliki luas 4.177 m2 dengan kapasitas 38 tempat tidur, sedangkan Gedung Arjuna memiliki luas 4.505 m2 dengan kpasitas 69 tempat tidur.

Pembangunan lanjutan RS Akademi UGM dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Badan Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi DIY dengan kontraktor PT Adhi Karya dan Manajemen Konstruksi PT. Virama Karya. Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal elektrikal dan plumbing.

 


Pembangunan Hanya 37 Hari Kerja

Guru Besar UGM menggagas seminar tentang keamanan wilayah DIY dengan menggandeng sejumlah pemangku kepentingan. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Pekerjaan perbaikan struktur berupa pekerjaan screed beton (lapisan halus di atas beton/plester), perkuatan baja, dan perbaikan membran. Pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing meliputi pekerjaan kabel tray, pipa conduit, hydran, instalasi air minum dan listrik. Perkiraan anggaran penyelesaian pembangunan rumah sakit ini Rp 60 miliar.

"Kami sampaikan penghargaan kepada Pak Menteri PUPR, Pak Menkes, Kepala BNPB, PT Adhi Karya dan PT Virama Karya yang kerja keras luar biasa, bekerja dalam waktu 37 hari kerja dengan hasil yang luar biasa, Pak Gubernur DIY, Wagub dan seluruh jajaran," ujar Pratikno.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya