Liputan6.com, Jakarta - Beredar di sosial media video pengambilan paksa jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus Corona atau Covid-19 di rumah sakit daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
Kabid Humas Polda Sulses Kombes Ibrahim Tompo membenarkan kejadian itu. Peristiwa itu terjadi pada pada Minggu 7 Juni 2020 malam di Rumah Sakit Stellamaris, Makassar.
Advertisement
"Kita prihatin dengan hal tersebut, karena pemahaman masyarakat akan penyebaran Covid-19 ini bisa berdampak penyebaran ke masyatakat yang lain," tutur Ibrahim saat dikonfirmasi, Senin (8/6/2020).
Ibrahim menyayangkan tindakan warga yang mengabaikan upaya pengamanan dari aparat TNI Polri saat kejadian malam itu. Padahal, jenazah PDP Corona memang perlu pengawasan lebih demi keamanan bersama.
"Dan seharusnya juga dipahami bahwa prosedur itu untuk melindungi masyatakat yang lebih luas atau kepentingan bersama masyarakat," jelas dia.
Sebelumnya juga sempat viral video jenazah PDP covid-19 diambil paksa keluar dari ruangan rumah sakit oleh pihak keluarga. Peristiwa itu terjadi di Rumah Sakit (RS) Dadi, Jalan Lanto Daeng Pasewang, Makassar.
Pasien itu merupakan warga Makassar berjenis kelamin laki-laki. Dia adalah rujukan dari RS Akademis yang dirawat sejak, Senin (1/6/2020).
Serobot Paksa
Dia dinyatakan pasien PDP Covid-19 dan dirujuk ke RS Dadi, Selasa (2/6/2020) pukul 21.00 Wita. Pasien itu dimasukkan ke ruang Intensive Care Unit (ICU). Rabu siang, (3/6/2020) sekitar pukul 15.00 wita, pasien tersebut meninggal dunia.
"Belum sempat datang tim covid untuk melakukan pemulasaran jenazah, tiba-tiba datang massa dari keluarga pasien. Berkumpul di depan ruangan dan beberapa di antara mereka menyerobot masuk ke ruang ICU, mengambil jenazah, membawanya pergi," kata Humas RS Dadi Makassar Yunus Acong.
Seperti dalam video yang beredar, kata Yunus, tidak terlihat petugas menahan tindakan keluarga pasien karena protap di ruang ICU tidak dijaga banyak petugas.
Namun, di depan pintu ruangan, beberapa sekuriti dan petugas kesehatan lainnya sempat berusaha menahan. Petugas tidak bisa menahan karena jumlah keluarga pasien lebih banyak.
"Tim covid lambat tiba karena melayani pasien lain yang juga meninggal dunia. Tim covid baru tiba setelah massa yang membopong jenazah itu berada di pinggir jalan depan jalan masuk RS. Mereka tidak bisa berbuat banyak," tandas dia.
Advertisement