Aice Group Rampungkan Nota Pengawasan Ketenagakerjaan

Aice Group menyatakan bahwa keseluruhan dari empat poin perbaikan telah rampung dijalankan oleh perusahaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jun 2020, 15:05 WIB
Rapid test di pabrik Aice Bekasi. (dok. Aice/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Menyusul Nota Pengawasan yang disampaikan Unit Pelaksana Teknis Daerah Lembaga Pengawasan Ketenagakerjaan (UPTDK) Wilayah II Jawa Barat pada akhir Februari lalu, Aice Group menyatakan bahwa keseluruhan dari empat poin perbaikan telah rampung dijalankan oleh perusahaan.

Menurut Head of Corporate Human Resources dari Aice Group Holding Pte. Ltd., Antonius Hermawan Susilo mengatakan PT Alpen Food Industry (AFI) sebagai bagian dari Aice Group telah melaksanakan seluruh nota pengawasan, keseluruhan perbaikan telah rampung dijalankan oleh perusahaan dalam beberapa waktu terakhir ini.

“Per hari ini kami menyatakan Aice Group telah merampungkan semua poin dalam nota pengawasan ketenagakerjaan. Berbagai perbaikan yang perusahaan jalankan membuktikan bahwa perusahaan selalu berusaha menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Dan prinsip business-compliance ke segala aturan perundangan yang berlaku di industri, merupakan bagian dari nilai inti bisnis Aice Group,” jelas Antoni dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/6/2020).

Seperti diketahui sebelumnya, poin nota pemeriksaan tersebut disampaikan paska kunjungan UPTDK pada Februari lalu. Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut atas pengaduan dari sekelompok pekerja Aice yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) ke pihak Kemenaker.

Sementara itu, menurut perusahaan, para pekerja tersebut sendiri terkena PHK karena terkualifikasi mengundurkan diri akibat tindakan mogok kerja tidak sah yang dilakukan selama lebih dari 7 hari kerja.

Pihak perusahaan sendiri menyatakan telah dua kali menyampaikan surat pemanggilan bekerja kembali secara patut. Namun demikian, kelompok pekerja tersebut tetap tidak menyetujui anjuran yang telah dikeluarkan mediator dan tetap melanjutkan aksi mogoknya, sehingga perusahaan menilai mereka tidak patuh terhadap ketentuan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

Perusahaan sendiri saat itu mengatakan telah menyetujui dan sudah menjalankan anjuran mediator No. 565/09/Disnaker bertanggal 7 Januari 2020 tersebut.

Merespon anjuran tersebut, kelompok pekerja tersebut justru melakukan protes dan pengaduan ke Kemenakertrans. Pengaduan itulah yang kemudian berusaha ditindaklanjuti regulator dengan kunjungan pengawasan tersebut. 

Sementara itu, pihak AFI menyampaikan terima kasih atas bimbingan yang diberikan oleh regulator dalam berbagai aspek usahanya. Meskipun sebagian besar anjuran dan nota tersebut telah dijalankan dalam praktik usahanya, namun perusahaan tetap melaksanakan berbagai masukan yang diterimanya. Sebagai bagian dari tata kelolanya, Aice Grop telah menyampaikan laporan final pelaksanaan nota ini pada Senin (8/6/2020).

Sebelumnya, perusahaan telah menyampaikan surat nomor 796/SKEL/AFI/III/2020 tertanggal 16 Maret 2020. Surat tersebut telah diterima oleh Pengawas UPDTK Wilayah II Jawa Barat. Selain itu, melalui surat Jumat kemarin perusahaan menyertakan lampiran bukti-bukti pelaksanaan nota pengawasan Pebruari tersebut.


Anjuran Kesehatan dan Keselamatan Pekerja

Rapid test di pabrik Aice Bekasi. (dok. Aice/Dinny Mutiah)

Pada kesempatan yang sama, AFI juga menjelaskan beberapa aspek yang telah dijalankan perusahaan. Antoni juga menjelaskan bahwa pihaknya telah menambah jadwal program pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dan membuat prosedur safety patrol yang dijalankan oleh Tim P2K3. Pihaknya mengatakan bahwa program pelatihan tersebut bukan hanya sekedar melaksanakan nota pengawasan, tapi merupakan program peningkatan kapasitas sumber daya manusia di perusahaannya. Kesehatan dan keselamatan seluruh pekerja merupakan asset dan bagian penting dari praktik usaha perusahaan.

“Kami sudah meningkatkan berbagai kebijakan yang penting terkait kesehatan dan keselamatan kerja. Terlebih bagi pekerja perempuan dan ibu hamil. Di sisi lingkungan kerja, pemeriksaan dan pengujian kesehatan dan keselamatan kerja oleh pihak ke-3 juga sudah rampung. Kami juga menambah jam operasional klinik perusahaan sehingga sekarang sudah full 24 jam,” jelas Antoni.

Selain itu, Aice Group juga selalu bekerjasama dan meminta arahan dari seluruh regulator ketenagakerjaan dan pemangku kepentingan lainnya. Ia meramalkan industri es krim akan terus berkembang dan memberikan nilai tambah dalam perekonomian Indonesia. Antoni juga menjelaskan bahwa perusahaan selalu menjaga hubungan yang konstruktif dengan semua pemangku kepentingan. Aice selalu mematuhi kebijakan Pemerintah dan berusaha memberi nilai tambah bagi industri makanan dan minuman di Indonesia dan berkontribusi alam aspek sosial dan ekonomi masyarakat.

“Saat ini Aice Group sudah berkembang menjadi salah satu perusahaan es krim terbesar di Indonesia. Sejak awal kami hadir di Indonesia, perusahaan selalu melakukan praktik usaha yang baik dan mematuhi aturan yang berlaku. Ini sesuai dengan nilai inti perusahaan kami, yaitu menerapkan standar tertinggi dalam kualitas produk sekaligus menjalankan compliance dalam level yang tertinggi,” tambah Antoni.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya