Jangan Biarkan Duit Rebahan, Simak Cara Jitu Bikin Uang Kerja untuk Anda

Dalam kondisi seperti saat ini, instrumen investasi apa yang bisa dimanfaatkan untuk membuat uang Anda keringetan alias bekerja keras untuk Anda?

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Jun 2020, 07:00 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Hingga hari ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.020. Rupiah menguat 0,71% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona Covid-19 tidak menghalangi kaum rebahan untuk bisa mendapatkan duit ekstra. Cara dan tempat menyimpannya akan sangat menentukan berapa duit yang bisa dinikmati.

Dalam kondisi seperti saat ini, instrumen investasi apa yang bisa dimanfaatkan untuk membuat uang Anda keringetan alias bekerja keras untuk Anda?

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha akan menjelaskannya secara ringkas.

Pilih yang aman

Simpan uang di tempat yang aman. Kedengarannya klise dan remeh. Namun, ada dua maling yang tidak terlihat mata dan diam-diam mengintai duit kita, yaitu inflasi dan investasi bodong. Tidak sedikit yang terjebak di sini.

Tergiur janji-janji keuntungan yang fenomal besarnya dengan tingkat risiko yang (katanya) kecil, akhirnya malah kejeblos dalam investasi bodong dan uang pun hilang.

"Sementara itu, inflasi siap mengintai uang yang disimpan di bawah bantal atau celengan selama bertahun-tahun. Sehingga daya beli uang yang disimpan malah akan turun." kata Dimas, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (9/6/2020).

Tidak sedikit orang yang beranggapan tabungan sebagai tempat yang aman dari incaran maling. Padahal, maling inflasi juga mengincar uang yang disimpan di tabungan dalam jangka panjang.

 


Perhatikan tingkat risiko investasi

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Semua instrumen investasi memiliki risiko. Pilihlah tingkat risiko yang sesuai. Jangan tergiur imbal hasil tinggi, tapi malah membuat khawatir, tidur tidak nyenyak, dan berujung pada munculnya beragam penyakit. Karena dalam investasi berlaku prinsip high risk dengan high return.

Jadi, kalau Anda dijanjikan imbal hasil tinggi, tentunya Anda harus siap mental untuk menanggung tingkat risiko kerugian yang tinggi pula. Demikian sebaliknya.

 


Lakukan diversifikasi investasi

Dummy emas batangan terlihat saat pameran di Jakarta, Jumat (23/8/2019). Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam turun Rp 4.000 menjadi Rp 751 ribu per gram, pada perdagangan Jumat (23/8/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Salah satu prinsip utama dalam investasi adalah ‘jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang’ yang menggambarkan pentingnya untuk mengalokasikan investasi kita dalam beberapa instrumen investasi.

Tujuannya adalah untuk meminimalisir risiko apabila ada hal yang tidak terduga mempengaruhi salah satu aset investasi anda. Ingat, kita mau membuat uang kita keringetan, bukan kita yang keringetan. 


Reksa dana sebagai pilihan investasi

Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Reksa dana dapat dipertimbangkan apabila ketiga faktor di atas merupakan fokus investasi anda. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi profesional dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan pengelolaan investasi dilakukan secara pruden.

Reksa dana juga memiliki variasi jenis kelas aset yang memiliki tingkat risiko berbeda, dari yang konservatif hingga agresif, sehingga memberi pilihan bagi kita sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan investasi.

Reksa dana juga menerapkan prinsip diversifikasi, di mana portofolio investasi reksa dana berisi dari berbagai jenis saham, obligasi, atau instrumen pasar uang. Bagi investor pemula, saya merekomendasikan reksa dana pasar uang untuk mencoba mekanisme investasi di reksa dana.

Reksa dana pasar uang memiliki tingkat risiko konservatif dengan potensi imbal hasil kompetitif dengan deposito.

 

 


Jangan Biarkan Uang Rebahan

Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Sebagai penutup, saya ingin sampaikan bahwa dalam kondisi seperti saat ini, jangan biarkan uang Anda rebahan. Manfaatkan reksa dana pasar uang untuk membuat uang keringetan alias bekerja keras," kata Dimas.

Reksa dana pasar uang aman, karena diawasi oleh OJK. Selain itu, reksa dana pasar uang memiliki tingkat risiko yang rendah dan bersifat likuid alias bisa dicairkan kapan saja tanpa biaya keluar atau masuk.

Anda hanya perlu menghubungi perusahaan manajer investasi atau agen penjual efek reksa dana untuk mulai berinvestasi di reksa dana.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya