Liputan6.com, Padang - Pasar Raya Padang, Sumatera Barat menjadi klaster terbesar virus corona Covid-19 di provinsi setempat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memutus rantai penyebarannya.
Beberapa waktu lalu gugus tugas telah mengambil sampel sekitar 1.600 pedagang di Pasar Raya Padang. Hasilnya 241 orang dinyatakan positif.
Agar rantai penyebaran segera terputus dalam masa transisi menjelang penerapan normal baru di Padang hingga 12 Juni 2020, pemerintah kembali mengambil sampel masyarakat yang beraktivitas di pasar raya.
"Untuk pengambilan sampel kali ini tidak ada target, kita tampung sebanyak mungkin," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang Andree Algamar kepada Liputan6.com, Senin (8/6/2020).
Baca Juga
Advertisement
Pengambilan sampel pada masa transisi ini merupakan tahap ke-3 yang bakal dilakukan lima hari ke depan. Kegiatan ini langsung dilakukan di lantai dasar Mall Pelayanan Publik (MPP) di Blok III Pasar Raya Padang.
"Petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) langsung mengambil tes di lokasi itu tentunya dengan protokol kesehatan yang ditetapkan," jelasnya.
Andree berharap dengan pengambilan sampel sebanyak-banyaknya ini dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di klaster Pasar Raya.
"Ini juga agar ekonomi pedagang kembali bergerak dan masyarakat nyaman ke pasar," ujarnya.
Di Kota Padang, hanya tinggal satu klaster ini yang menjadi transmisi lokal dari orang ke orang. Sehingga pengambilan sampel sebanyak mungkin perlu dilakukan.
Kemudian ia mengimbau pedagang maupun masyarakat yang berbelanja menerapkan protokol yang ada, seperti menjaga jarak dan menggunakan masker.
"Jika tidak ingin ini terus membesar, masyarakat dan pedagang harus disiplin," sebutnya.
Pihaknya juga menyemprotkan cairan disinfektan di pasar secara berkala, bahkan Pasar Raya Padang sempat ditutup selama lima hari kemudian di buka lagi.
Sementara di Sumbar, hingga 8 Juni 2020 jumlah pasien positif corona mencapai 626 orang, 351 di antaranya sembuh dan 27 orang meninggal dan sisanya masih isolasi.