Manchester - Keberadaan striker menjadi elemen penting bagi tim. Lini depan menjadi andalan untuk memburu tiga poin, tentu saja harus dibarengi sektor tengah yang mumpuni, dan pertahanan yang rapat.
Hampir setiap klub punya duet striker yang bisa diandalkan dalam urusan mencetak gol. Terkadang, kerja sama antara kedua penyerang ini bertahan selama lebih dari satu musim.
Advertisement
Lionel Messi dan Luis Suarez merupakan bentuk kombinasi penyerang yang mematikan. Pada musim 2015-2016, Barcelona bisa mendapatkan total 100 gol di semua kompetisi hanya dari aksi kedua pemain ini saja.
Itu di zaman sekarang. Bagaimana dengan masa lampau? Seperti yang diketahui, cabang olahraga sepak bola tidak pernah berhenti menghasilkan striker-striker yang luar biasa dengan torehan gol menakjubkan.
Berikut beberapa kombinasi striker yang tersohor pada era 1990-an, seperti dilansir dari berbagai sumber.
1. Alan Shearer dan Chris Sutton (Blackburn Rovers)
Musim 1994-1995 akan selalu terkenang di benak penggemar Blackburn Rovers. Bagaimana tidak, klub Inggris tersebut berhasil menikung trofi Premier League dari klub-klub besar seperti Manchester United dan Arsenal.
Sang pelatih, Kenny Dalglish, merupakan sosok yang pantas untuk mendapatkan pujian atas pencapaian itu. Namun eks Liverpool itu juga patut berterimakasih kepada Alan Shearer dan Chris Sutton yang senantiasa mempersembahkan gol.
Blackburn menyudahi musim 1994-1995 ndengan total torehan 80 gol dari 42 pertandingan yang dimainkan. Sebanyak 49 gol di antaranya dihasilkan dari duet tersebut. Sutton mencetak 15 gol, sedangkan Shearer sebanyak 34 gol.
Advertisement
2. Dwight Yorke dan Andy Cole (Manchester United)
Dwight Yorke dan Andy Cole baru disatukan oleh Manchester United pada 1998. Sayangnya, kombinasi ini hanya bertahan sampai 2001 saja karena Andy Cole pindah ke Blackburn Rovers.
Yorke dan Cole saling bahu-membahu dalam laga final Liga Champions 1999. Mereka turut memiliki andil dalam kemenangan Manchester United kendati dua gol penting dicetak oleh Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer.
Karir Andy Cole di Manchester United berlangsung lebih panjang dengan torehan 93 gol dari 195 penampilan dalam ajang Liga Champions. Sementara Yorke, yang bertahan empat musim, menghasilkan 48 gol dari 96 laga.
3. Fabrizio Ravanelli dan Gianluca Vialli (Juventus)
Sosok trequartista dalam skuat Juventus pernah berganti dari Roberto Baggio ke Alessandro Del Piero. Namun soal bomber di depan trequartista sudah hampir pasti dipegang Fabrizio Ravanelli dan Gianluca Vialli.
Keduanya sama-sama datang pada 1992 dan pergi pada 1996. Ravanelli dan Vialli juga menyumbang lima trofi dari berbagai ajang, termasuk Liga Champions yang diraih pada musim 1995-1996.
Ravanelli hengkang dengan meninggalkan torehan 69 gol dari 159 penampilan di semua ajang untuk Juventus. Sementara Vialli menyumbangkan total 53 gol dari 145 pertandingan.
Advertisement
4. Ruud Gullit dan Marco van Basten (AC Milan)
Keganasan trio Belanda di akhir periode 80'-an ke 90'-an selalu menjadi perbincangan banyak penikmat sepak bola, terlebih fans AC Milan. Trio tersebut adalah Ruud Gullit, Marco Van Basten, dan Frank Rijkaard.
Rijkaard kerap ditempatkan sebagai gelandang dalam formasi 4-4-2 yang diusung oleh Arrigo Sacchi. Sementara dua posisi striker sudah hampir pasti jadi milik Gullit dan Van Basten, seperti yang terlihat dalam laga final Liga Champions 1990.
Duet ini hanya bertahan sampai 1993 seiring dengan cederanya Van Basten dan kepergian Gullit ke Sampdoria. Sejak tahun 1987, keduanya menghasilkan total 128 gol untuk Rossoneri.
Sumber: Berbagai sumber
Disadur dari: Bola.net (Penulis Yaumul Azis, published: 8/6/2020)