Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga Indonesia, menyebabkan sebagian besar pasangan usia subur di Tanah Air menunda memasang alat KB. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut, penurunan peserta KB mulai meningkat pada Maret 2020 ketika COVID-19 mulai meluas di sejumlah wilayah di Indonesia.
"Terlihat sekali penurunannya selama COVID-19 bila dibandingkan dengan Februari 2020. Pemakaian IUD pada Februari 2020 sejumlah 36.155 turun menjadi 23.383," ungkap Hasto, Maret 2020 lalu.
Advertisement
Hasto merinci penurunan penggunanan alat kontrasepsi tersebut sebagai berikut: implan turun dari 81.062 menjadi 51.536, suntik KB dari 524.989 menjadi 341.109. Lalu pil KB turun 251.619 menjadi 146.767, kondom dari 31.502 menjadi 19.583, MOP (vasektomi) dari 2.283 menjadi 1.196, dan MOW (tubektomi) dari 13.571 menjadi 8.093.
Menurunnya pengguna kontrasepsi tentu berimbas pada meningkatnya kehamilan. Sebuah media luar pernah memperkirakan jika pengguna kontrasepsi di Indonesia menurun 10 persen, risiko kehamilan bisa mencapai sekitar 400 ribu. Hasto Wardoyo tak menampik estimasi itu. Meski untuk perhitungan pastinya, Hasto mengatakan perlu ditunjang data dari Kementerian Kesehatan RI.
Estimasi terjadinya penambahan kehamilan sebanyak 400 ribu itu perlu diwaspadai atau diantisipasi agar fenomena baby boom tidak terjadi.
Menurut Hasto, berdasarkan data dalam setahun terjadi kehamilan sekitar 4,8 sampai lima juta. Kalau ketambahan 400 ribu, kira-kira terjadi penambahan delapan persen dari angka per tahun tersebut.
"Ketika tambahan delapan persen, baik pemerintah maupun keluarga akan terbebani," katanya.
Saksikan bincang-bincang seputar fenomena baby boom bersama Hasto Wardoyo dalam live streaming Liputan6.com dan Vidio.com hari ini, Selasa 9 Juni 2020 pukul 14.00 WIB.
Sharing session ini akan dipandu host Istiarto Sigit via Zoom Meeting
Https://us02web.zoom.us/j/89963069545