Liputan6.com, Jakarta Pertarungan Evander Holyfied dan Mike Tyson berpeluang digelar kembali dalam waktu dekat ini. Holyfield mengaku bersedia melakoni duel trilogi mereka bila Si Leher Beton menginginkannya.
Pertarungan tentu tidak akan berlangsung seperti dulu. Sebab kedua petinju sama-sama sudah pensiun dan berumur. Mike Tyson kini berusia 53 tahun sementara Holyfield lebih tua empat tahun.
Advertisement
Laga amal, menjadi kesempatan bagi kedua petinju untuk kembali bersua di atas ring. Meskipun hanya sekadar partai eksebisi empat ronde, publik tinju tetap saja berharap duel ini bisa terwujud guna menuntaskan rasa penasaran terhadap dua hasil pertemuan Holyfield dan Mike Tyson sebelumnya.
Lalu apa yang membuat pertemuan Holyfield vs Tyson tetap dinantikan hingga kini. Bukankah duel mereka justru telah menorehkan salah satu catatan kelam dalam dunia tinju kelas berat dunia?
Duel Penuh Kejutan
Seperti dilansir dari BBC, Holyfield harus kehilangan sebagian telinganya dalam duel melawan Tyson. Sementara aura tanpa rasa takut yang lekat dengan Si Leher Beton juga luntur akibat laga itu.
Bursa taruhan hancur lebur. Sementara promotor pertandingan dalam hal ini, Don King, meraup untung hingga 120 juta USD atau setara Rp1,6 Triliun dari dua pertemuan Holyfield vs Tyson.
Semua bermula ketika Tyson berusaha mengembalikan kembali reputasinya di atas ring usai menjalani hukuman empat tahun penjara atas tindak pidana pemerkosaan. Satu persatu lawan berhasil di kalahkan dan Tyson kembali menyandang gelar juara dunia kelas berat versi badan tinju WBA.
Evander Holyfield sendiri sebenarnya tengah berpikir untuk pensiun setelah pemeriksaan medis yang keliru memvonis pria kelahiran 19 Oktober 1962 tersebut mengalami penyakit jantung. Belum lagi rekor bertandingnya yang belakangan kerap diwarnai tanda merah. Dari tujuh pertandingan terakhir, Holyfield mengalami tiga kekalahan di mana satu di antaranya bahkan berakhir dengan TKO.
Jadi Holyfield sebenarnya bukan lawan spesial bagi Tyson meski pada akhir tahun 1980-an, Holyfield pernah menghajar Tyson dalam sebuah sesi sparring partner. Karena itu, wajar poster pertarungan mereka juga dibuat seadanya tanpa banyak embel-embel yang menguras emosi yang melihatnya.
Meski demikian, pertarungan ini tetap mendapat perhatian lebih. Sebagian besar tentu saja ingin melihat penampilan si Leher Beton. Mereka belum puas melihat kebuasannya usai keluar dari penjara.
Advertisement
Beban Tyson
Penjara sepertinya tidak melunturkan ketangguhan Tyson. Sejak meninggalkan hotel prodeo, dia belum terkalahkan dalam empat pertarungan. Bahkan dari seluruh duel itu, Tyson hanya butuh total 8 ronde untuk membungkam lawan-lawannya sekaligus mengantarnya sebagai juara dunia lagi.
Wajar bila dari 41 media terdaftar yang diminta memprediksi duel ini, hanya Boston Globe yang menjagokan Holyfield. Sementara pasar taruhan bahkan ada menetapkan 25:1 untuk Holyfield. Sementara asisten pelatih Holyfield, Lou Duva memutuskan untuk bertaruh bagi petinjunya dalam pasaran 16-1 dan 14-1 dan selanjutnya sukses membawa pulang uang sebanyak 230 ribu USD.
Aktor Harrison Ford, penyanyi Tom Jones, dan model Cindy Crawford berada dalam deretan terdepan saat duel berlangsung di MGM Arena, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, 11 September 1996.
Di luar prediksi, pertarungan berjalan sengit. Jual beli pukulan berlangsung sesaat setelah bel dibunyikan. Holyfield tidak hanya sanggup bertahan. Dia bahkan berani menyerang Si Leher Beton.
Nama Holyfield mulai dielu-elukan sejak ronde keenam. Sementara Tyson mengalami sobek di pelipis akibat benturan kepala dan sempat terjatuh oleh hook kiri Evander Holyfield.
Tyson pernah mengatakan dia "pingsan" dan tidak bisa mengingat apa pun setelah ronde kedua.
"Mereka tidak menawarkan apa pun kepadanya di sudut itu," kenang Steve Bunce dari 5 Box Live. "Tidak ada bantuan, tidak ada keselamatan dan tidak ada solusi," bebernya.
Tyson sendiri penuh beban saat berhadapan dengan Holyfield. Berbagai pihak berlomba-lomba memanfaatkan kepalan tangannya untuk meraup untung. Promotor Don King bahkan rela melepas saham pribadinya di MGM Grand sebagai bagian dari kesepakatan untuk enam duel Tyson di venue itu.
King akhirnya menjualnya seharga 27,5 juta USD ketika perjanjian itu dibatalkan. Ada banyak kesepakatan, kepentingan pribadi, dan beban lain yang melekat pada diri Tyson saat menghadapi gempuran Holyfield di atas ring malam itu. Sementara, duel sudah memasuki ronde ke-10.
Kurang dari 40 detik memasuki ronde ke-11, Tyson tak berdaya. Pukulan demi pukulan mendarat telak di wajahnya. Tak ada perlawanan, wasit akhirnya menghentikan duel dan menyakan dia kalah TKO.
"Dipukuli seperti itu telah merusak citranya," kata 5 Mike Boxello dari Live Boxing.
"Monster Mike Tyson dikalahkan dan citra semacam itu tidak akan pernah mengelilinginya lagi."
Tetap Underdog
Kubu Mike Tyson tidak terima dengan kekalahan ini. Mereka menuding, Holyfield kerap menggunakan kepalanya dan meminta pertarungan ulang yang akhirnya kesampaian tujuh bulan kemudian.
Begitulah persaingan yang dimulai dari sesi sparring partner ini berubah menjadi laga yang berhasil memecahkan semua rekor pendapatan tayangan berbayar pada pertemuan kedua mereka.
Hasilnya? Antiklimaks. Pada ronde ketiga, Tyson menggigit kedua telinga lawannya dan didiskualifikasi.
"Saya memikirkan nenek saya selalu memberi tahu saya tentang balas dendam dan bahwa mereka selalu mendapatkannya," kata Holyfield, yang kembali jadi underdog pada pertarungan itu.
Advertisement