Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan menyusum empat taktik menghadapi pembukaan kembali mal pada 15 Juni 2020 dalam periode kenormalan baru.
Strategi yang pertama yakni terhubung kembali (reconnect), yang bertujuan untuk memahami kebutuhan dan perasaan pelanggan.
Advertisement
“Kita harus melihat konsumen sendiri sebenarnya kebutuhannya apa sekarang ini, perasaan dia bagaimana? Apakah sudah berani datang karena sudah ada kerinduan datang ke mal, ini yang harus kita korek dalam-dalam,” kata Stefanus dalam webinar MarkPlus Industry Roundtable sektor Ritel, Selasa (9/6/2020).
Kedua memaksimalkan alat. Phaknya mempersiapkan akan lebih memudahkan pelanggan, apabila retailer di pusat belanja memahami kerangka berpikir pelanggan, maka akan memudahkan
“Kita juga lihat harus memaksimalkan pelanggan dimudahkan oleh kita, jadi sebelum pelanggan beli pelanggan bisa searching di website dulu tentang toko itu jualan apa saja, harganya ada diskon atau tidak, jadi kita harus melihat kerangka berpikirnya apa sih keinginan pelanggan, ketakutannya, terus pelarian dia dari rasa bosan itu apa,” jelasnya.
Sehingga, Stefanus menyebut penggunaan digitalisasi atau omni channel system itu sangat penting. Bahkan ia mengatakan beberapa mal dan retailer sudah mulai menggunakan WhatsApp dan alat digial lainnya untuk melakukan promosi produk sebelum mal dibuka kembali.
Strategi Lain
Strategi ketiga adalah komunikasi secara proaktif dan transparan untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan dengan pendekatan kreatif.
“Ketika mal mau buka tanggal 15 Juni sudah dikomunikasikan dari sekarang kesiapan kami menyambut pelanggan,” katanya.
Kemudian strategi yang keempat, yakni beradaptasi dan penyesuaian. Di sini mall bakal mensterilisasi karyawan dan pengunjung, reorganisasi fisik toko untuk mengakomodasi pesanan pick up atau take away, self check out, serta mengatur jumlah pelanggan agar tidak berdesakan.
“Karyawan di tempat kami baru mulai masuk wajib melakukan test covid-19 dulu, yang tidak terkena atau yang reaktif bisa langsung diperiksa lanjutan, sehingga hal itu membuat orang percaya bahwa kami aman menyambut pelanggan,” ujarnya.
Advertisement
Sterilisasi Produk
Selain itu, Stefanus juga mengatakan pihaknnya juga menghimbau agar pihak retailer melakukan sterilisasi produk, menggunakan peralatan pelindung bagi karyawan dan pelanggan, pembatasan orang yang menggunakan fasilitas umum baik di lift maupun eskalator, dan tak lupa melakukan pemeriksaan tubuh.
Disadur dari: Kanal Bisnis Liputan6.com (Penulis: Tira Santia Editor: Septian Deny, published 9/6/2020)