Liputan6.com, Cape Town - Di tengah wabah Virus Corona COVID-19 yang telah membuat sekolah ditutup selama beberapa pekan, para pelajar di Afrika Selatan dilaporkan kembali ke sekolah.
Kelompok pertama, para pelajar kelas 7 dan kelas 12, kembali bersekolah pada Senin 8 Juni 2020 sebagai bagian dari pelonggaran bertahap dari pembatasan terkait wabah Virus Corona COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip VOA Indonesia, Selasa (9/6/2020), dimulainya kembali tahun ajaran Afrika Selatan ditunda setelah serikat guru berupaya menghentikan kegiatan, dengan memberitahu para guru bahwa sistem sekolah tidak diperlengkapi dengan masker dan sarung tangan yang memadai.
Orangtua salah seorang pelajar kelas 7, kepada seorang wartawan mengatakan, "Bagaimana kami dapat merasa aman apabila para guru bahkan tidak yakin apakah mereka aman.”
Meskipun staf sekolah memeriksa suhu tubuh murid-murid sewaktu mereka memasuki sekolah dan membagikan masker serta sarung tangan, sebagian orangtua merasa tidak yakin bahwa sekolah siap dibuka kembali.
Menteri Pendidikan Dasar Afrika Selatan Angie Motshekga mengatakan sekolah tidak akan dibuka bila belum siap. Ia juga mengatakan sistem sekolah akan membuat pengaturan alternatif bagi sekolah-sekolah yang belum dapat dibuka kembali.
Afrika Selatan mencatat lebih dari 50 ribu kasus Virus Corona COVID-19 terkonfirmasi, dan seribu lebih kematian akibat virus itu.
Simak video pilihan berikut:
WHO: Afrika Bisa Jadi Pusat Baru Pandemi Virus Corona COVID-19
Afrika dapat menjadi episentrum berikutnya dari wabah Virus Corona COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan.
Para pejabat PBB juga mengatakan, kemungkinan pandemi di benua itu akan membunuh sedikitnya 300.000 orang di Afrika dan mendorong hampir 30 juta orang ke dalam kemiskinan.
"Jika Anda melihat proporsi orang yang bepergian, Afrika memiliki lebih sedikit orang yang bepergian secara internasional," kata Direktur WHO Afrika, Matshidiso Moeti, seperti dikutip dari BBC.
Minggu lalu di Afrika telah menyaksikan peningkatan tajam dalam kasus Virus Corona COVID-19.
Ada hampir 1.000 kematian dan hampir 19.000 infeksi di seluruh Afrika, sejauh ini angka yang jauh lebih rendah daripada di bagian Eropa dan AS.
Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika - yang memperingatkan 300.000 orang bisa mati - menyerukan jaring pengaman senilai US$ 100 miliar untuk benua itu, termasuk menghentikan pembayaran utang luar negeri.
WHO mengatakan virus itu tampaknya menyebar jauh dari pusat kota Afrika.Ini juga menyoroti bahwa benua itu tidak memiliki ventilator untuk menangani pandemi.
Lebih dari sepertiga populasi Afrika tidak memiliki akses ke pasokan air yang memadai dan hampir 60% penduduk kota tinggal di daerah kumuh yang padat - kondisi di mana Virus Corona COVID-19 dapat berkembang.
Advertisement