Alasan Casey Stoner Tak Menyesal Terlalu Cepat Tinggalkan MotoGP

Banyak yang yakin Casey Stoner bisa meraih prestasi lebih banyak di MotoGP.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 10 Jun 2020, 08:45 WIB
Casey Stoner meninggalkan MotoGP pada 2012 di usia 27 tahun. (AFP Photo/Ronny Hartmann)

Liputan6.com, Sydney - Banyak yang yakin Casey Stoner bisa meraih prestasi lebih banyak di MotoGP. Apalagi dia pensiun di usia 27 tahun yang relatif muda bagi dunia olahraga.

Namun, sosok asal Australia tersebut memiliki pandangan lain. Dia merasa keinginan kembali membalap di MotoGP sangat kecil.

Faktor tekanan jadi penyebabnya. Stoner menyebut tuntutan untuk tampil sempurna sepanjang balapan sangat besar. Padahal ada risiko yang mesti dipertimbangkan.

"Sangat mudah melakukan kesalahan, apalagi jika terlalu memaksa. Satu gerakan kecil jari di rem bisa mengakibatkan motor terjatuh. Terlambat mengerem sehingga motor melebar membuat balapan berantakan," ungkap Stoner, dikutip Crash.

"Maka saya sangat gembira saat menyelesaikan balapan, terlepas apakah meraih kemenangan atau kalah. Saya juga sudah gembira kalau naik podium karena merasa sudah melaksanakan tugas," sambung juara dunia MotoGP dua kali itu.


Rindu Latihan

Casey Stoner di kualifikasi MotoGP Prancis 2011. (AFP/Jean-Francois Monier)

Kalaupun ada, Stoner lebih menyorot aspek latihan sebagai pendorong baginya untuk kembali naik motor. Sosok berumur 34 tahun itu mengaku rindu berkumpul bersama rekan setim.

"Apalagi jika cuaca indah dan motor tidak mengalami masalah. Saya juga menikmati sesi kualifikasi. Ada sedikit tekanan untuk mencatat waktu terbaik dalam satu putaran," ungkapnya.


Musim Terakhir

Stoner meraih lima kemenangan pada musim terakhirnya di MotoGP. Dia mengakhiri kampanye di posisi tiga, kalah dari Dani Pedrosa dan sang juara Jorge Lorenzo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya