London - Premier League menegaskan tidak akan menghukum para pemain yang menyuarakan gerakan Black Lives Matter. Sebaliknya, operator Liga Inggris itu menyatakan dukungannya.
FA dan Premier League sebetulnya melarang pergerakan apapun itu yang berbau politik dan SARA. Namun, menggemanya gerakan Black Lives Matter membuat mereka sedikit melunak.
Advertisement
Black Lives Matter merupakan sebuah gerakan yang muncul menyusul kematian George Floyd oleh polisi Minneapolis, Amerika Serikat. Tak cuma rakyat sipil, sejumlah figur publik, termasuk olahraga, ikut menyuarakan kecamannya.
George Floyd meninggal dunia setelah mendapatkan kekerasan dari polisi Minneapolis beberapa pekan lalu. Disinyalir, ada isu rasialisme di balik kematian pria kulit hitam berusia 46 tahun tersebut.
Di Inggris, tiga klub yakni Liverpool, Chelsea, dan Newcastle telah lebih dulu mengampanyekan anti-rasialisme. Sejumlah pesepak bola juga telah menyuarakan gerakan tersebut lewat akun media sosialnya masing-masing.
Premier League kali ini tidak melarang atau menghukum klub dan pemain yang menyuarakan Black Lives Matter. Langkah serupa juga dilakukan oleh Bundesliga Jerman.
Layak Diapresiasi
Presiden FIFA, Gianni Infantino, awal Juni ini mengatakan bahwa apa yang dilakukan Jadon Sancho, Marcus Thuram, dan Weston McKennie ketika memberikan penghormatan kepada George Floyd saat pertandingan Bundesliga layak diapresiasi, bukan dihukum.
Karena FIFA telah memberi 'restu', Bundesliga dan Premier League pun mengikuti langkah sama. "Premier League mendukung siapapun yang melawan segala bentuk diskriminasi."
"Tidak ada tempat untuk rasialisme, di manapun."
Sumber: The Breeze
Disadur dari Bola.com (Gregah Nurikhsani/Gregah Nurikhsani, 10/6/2020)
Advertisement