Ikatan Bidan Indonesia Ungkap Tantangan dan Kendala Layanan Kebidanan di Masa Pandemi COVID-19

Ketua PP IBI menjelaskan beberapa tantangan dan kendala yang dihadapi para bidan di masa pandemi COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Jun 2020, 06:01 WIB
Bidan lengkap dengan baju Alat Pelindung Diri (APD) memberi imunisasi pada anak di Posko Imunisasi, Kelurahan Bakti Jaya, Tangerang Selatan, Senin (11/5/2020). Imunisasi sesuai jadwal akan membantu sistem imun anak memproduksi antibodi saat pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi mengungkapkan beberapa tantangan dan kendala pelayanan kebidanan di masa pandemi COVID-19.

Hal tersebut dinyatakan Emi dalam sebuah seminar daring yang diadakan pada Selasa (9/6/2020) kemarin.

Emi mengatakan, tantangan pertama adalah terbatasnya pengetahuan ibu dan keluarga terkait COVID-19 beserta pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir di masa pandemi.

"Banyak informasi tapi informasi yang membuat tidak selalu gampang untuk dipahami. Bahkan dengan berbagai informasi yang datang membuat masyarakat bingung juga," kata Emi menjelaskan, ditulis Rabu (10/6/2020).

"Kemudian belum semua bidan juga tersosialisasi termasuk dengan COVID-19, termasuk panduan-panduan terbaru dalam masa COVID-19," tambahnya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Bidan Juga Harus Dilindungi

Bidan lengkap dengan baju Alat Pelindung Diri (APD) mengukur suhu tubuh pada anak di Posko Imunisasi, Kelurahan Bakti Jaya, Tangerang Selatan, Senin (11/5/2020). Pelayanan imunisasi tetap berjalan sesuai jadwal meski pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Selain itu, tantangan lain adalah terkait kesehatan Alat Pelindung Diri dalam fasilitas kesehatan baik primer, tempat praktik mandiri bidan, maupun rujukan.

"Filosofi dari pelayanan new normal itu adalah kita tetap memberikan pelayanan prima dengan harus aman. Jadi aman dari COVID-19," ujarnya.

Emi juga mengatakan bahwa keselamatan bidan, pasien, dan semua tenaga kesehatan harus dilindungi. Di sini, diperlukan penyesuaian pelayanan agar terhindar dari penularan.

Hal lain yang menjadi tantangan adalah terbatasnya pelayanan kebidanan di era pandemi serta tingginya kasus pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit rujukan berpengaruh terhadap penanganan rujukan maternal dan neonatal.

"Sehingga dari beberapa kali seminar kami juga mengusulkan adanya rujukan-rujukan untuk maternal neonatal yang tidak dipakai untuk rujukan COVID-19. Karena masyarakat juga ada ketakutan kalau dikirim ke rumah sakit rujukan COVID-19 walau pun dia menangani COVID-19 kan juga sudah ada standar," ujarnya.


Kendala yang Dihadapi

Bidan mengenakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan imunisasi kepada bayi di Puskesmas Karawaci Baru, Tangerang, Banten, Rabu (13/5/2020). Pelayanan imunisai sesuai jadwal ini diberikan kepada bayi untuk menambah kekebalan imun tubuh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

IBI juga menemukan berbagai kendala yang dihadapi bidan dalam pelayanannya di masa pandemi COVID-19.

Kendala pertama adalah sulitnya memenuhi Alat Pelindung Diri dan Bahan Pencegahan Infeksi. Selain itu, kesadaran pasien akan perlindungan diri dengan menggunakan masker dan mencuci tangan dirasa masih kurang.

"Rasa khawatir bidan terhadap pasien-pasiennya, apakah orang ini sudah terpapar atau belum, jujur atau tidak, ini juga menjadi kendala bagi bidan," kata Emi.

Emi juga membutuhkan bahwa bidan memerlukan alat skrining berupa tes cepat. Maka dari itu, ia meminta agar pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas tersebut dengan merata dan mencegah bidan menjadi penular bagi orang lain.

Kendala lain adalah ketakutan ibu untuk mendatangi klinik atua fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19. Hal ini juga membuat sebagian bidan mengalami penurunan jumlah pasien seperti KB dan imunisasi.

"Sebagian pasien juga datang masih ada yang tidak memakai masker sehingga sekarang bidan harus menyediakan masker bukan untuk dirinya dan tim yang bekerja tapi juga untuk pasien dan pendamping. Ini juga menambah biaya operasional," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya