Kecombrang Asal Sumut Tembus Pasar Malaysia

Bunga kecombrang asal Sumatera Utara (Sumut) menembus pasar Malaysia melalui Pelabuhan Belawan, Kota Medan. Kabar baik ini merupakan yang pertama kecombrang tembus pasar Negeri Jiran.

oleh Reza Efendi diperbarui 10 Jun 2020, 13:15 WIB
Kecombrang sering digunakan sebagai campuran makanan khas dengan kandungan nutrisi dan serat tinggi

Liputan6.com, Medan Bunga kecombrang asal Sumatera Utara (Sumut) menembus pasar Malaysia, diekspor melalui Pelabuhan Belawan, Kota Medan. Kabar baik ini merupakan yang pertama kecombrang tembus pasar Negeri Jiran.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul mengatakan, kecombrang sering digunakan sebagai campuran makanan khas dengan kandungan nutrisi dan serat tinggi. Ekspor bunga kecombrang ke Malaysia yang pertama dilakukan CV SP, senilai Rp 6 juta.

"Kementerian Pertanian melalui kita memfasilitasi sertifikasi ekspor untuk komoditas asal sub sektor hortikultura ini," kata Hasrul, Rabu (10/6/2020).

Dijelaskannya, pada pengiriman kecombrang perdana ini, persyaratan teknisnya dikawal ketat pihak Karantina Pertanian Belawan, agar dapat diterima dengan baik di negara tujuan, yaitu Malaysia. Mengingat komoditas ini baru pertama kali dikirim.

Kemudian untuk mengantisipasi kerusakan berupa kisut dan layu akibat karakteristik bunga, serta jarak sentra ke negara tujuan, pihak Karantina Pelabuhan Belawan meminta pelaku untuk menambahkan pendingin.

"Sederhana saja, agar terjaga, kantongan es batu di setiap kemasan dan mengatur suhu container cold storage di kisaran 1 hingga 4 derajat celcius," ucapnya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut:


Tambahan Komoditas Baru

Ekspor kecombrang ke Malaysia

Selain kecombrang, berdasarkan data klinik ekspor yang berada di kantor layanan Karantina Pertanian Belawan, setidaknya ada tambahan dua komoditas ekspor baru, labu beku dan gula kelapa.

Pada awal tahun 2020 hingga Mei, gula kelapa membukukan 2 kali pengiriman sebanyak 58,3 ton senilai Rp 1,03 miliar, tujuan Brasil dan Yunani. Labu beku 3 kali ekspor ke Cina dan Malaysia sebanyak 8,4 ton, dengan nilai Rp 228,9 juta.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil menjelaskan, sejalan dengan gerakan tiga kali ekspor yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya melakukan sinergisitas dengan seluruh pihak, baik instansi di pusat, daerah, dan pelaku usaha.

"Kita tidak hanya menyiapkan bimbingan teknis sanitari dan fitosanitari, kita juga membuka layanan klinik ekspor," jelasnya.

Disebutkan Ali, masyarakat dapat langsung datang ke kantor layanan karantina pertanian terdekat untuk mendapatkan akses informasi peta potensi ekspor pertanian. Bagi eksportir produk pertanian diprioritaskan.

"Harapan kami, dapat mendorong bertumbuhnya ragam komoditas dan ekspotir baru," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya