Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para kepala daerah menerapkan tatanan kehidupan baru atau new normal melalui tahapan yang ketat. Dia mengingatkan jajarannya agar betul-betul berhati-hati sebelum menetapkan new normal di suatu daerah.
"Jangan sampai ada kesalahan kita memutuskan sehingga terjadi kenaikan kasus di sebuah daerah, karena tahapan-tahapan tidak kita kerjakan secara baik," ujar Jokowi saat berkunjung ke Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Rabu (10/6/2020).
Advertisement
Dia menekankan pentingnya prakondisi yang ketat sebelum daerah memulai new normal. Kepala daerah harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara masif terkait protokol kesehatan Covid-19 mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak aman, dan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan.
"Saya kira kalau ini terus disampaikan ke masyarakat diikuti simulasi-simulasi yang baik sehingga saat kita masuk ke dalam tatanan normal baru, kedisiplinan warga sudah siap dan ada," kata Jokowi.
Jokowi sendiri telah menurunkan aparat TNI-Polri di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota untuk mengingatkan masyarakat agar displin mengikuti protokol kesehatan.
Selain prakondisi, dia menyebut, pemerintah daerah juga harus memperhatikan waktu yang tepat memasuki tahapan new normal.
"Penentuan waktu, kapan timing-nya penting sekali harus tepat. Kalkulasinya, hitung-hitungannya berdasarkan fakta dan data yang ada," kata Jokowi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Koordinasi dengan Gugus Tugas
Setiap daerah yang ingin memulai new normal, kata Jokowi, harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Dia meminta Gugus Tugas melihat kurva penyebaran virus corona serta tingkat kepatuhan masyarakat sebelum memutuskan.
"Perhatikan juga tingkat kepatuhan masyarakat, pastikan manajemen di daerah siap tidak melaksanakan (new normal)? Kemudian juga hitung kesiapan daerah dalam pengujian yang masif, pelacakan yang agresif, kesiapan fasilitas kesehatan yang ada. Ini benar-benar harus kita hitung dan pastikan," tutur Jokowi.
Advertisement