Bukit Asam Bagi Dividen Rp 3,65 Triliun

Sepanjang 2019, Bukit Asam berhasil menjual batu bara sebesar 27,8 juta ton atau naik 13 persen dari tahun sebelumya.

oleh Athika Rahma diperbarui 10 Jun 2020, 15:30 WIB
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2019 pada Rabu ini. Berdasarkan hasil RUPST, perusahaan membagikan dividen sebesar Rp 3,65 triliun atau 90 persen dari total laba bersih perseroan sebesar Rp 4,1 triliun.

Bukit Asam juga tercatat mampu meraih laba dengan EBITDA sebesr Rp 6,4 triliun juga kenaikan pendapatan sebesar 3 persen menjadi Rp 21,8 triliun,

"Pendapatan ini terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 57 persen, penjualan batu bara ekspor sebesar 41 persen, dan aktivitas lainnya sebesar 2 persen yang meliputi penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa," demikian dikutip dari keterangan resmi, Rabu (10/6/2020).

Pencapaian laba dan pendapatan Bukit Asam  ini didukung oleh kinerja operasional perusahaan yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, produksi batu bara perseroan mengalami kenaikan 10,2 persen dari tahun sebelumya atau naik menjadi 29,1 juta ton.

"Kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7,0 persen dari tahun 2018," demikian tertulis dalam keterangan.

 


Kenaikan Penjualan

Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Adapun, kenaikan produksi dan angkutan batu bara ini mendorong kenaikan penjualan batu bara. Sepanjang 2019, Perseroan berhasil menjual batu bara sebesar 27,8 juta ton atau naik 13 persen dari tahun sebelumya.

Kenaikan volume penjualan ini juga disebabkan karena adanya ekspansi ke pasar-pasar potensial seperti Jepang, Hong Kong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina serta keberhasilan dalam menambah pasar-pasar potensial baru seperti Australia, Thailand, Myanmar, dan Kamboja.

"Tak hanya mendorong penjualan ekspor ke negara-negara Asia, Perseroan juga menerapkan penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market," demikian tertulis dalam keterangan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya