Jakarta - Tanggal 12 Januari 2018, Honda Racing Corporation (HRC) sebagai perusahaan induk membuat pengumuman penting di jajaran manajemen tim mereka yang mentas di MotoGP.
Ya, untuk menggantikan Livio Suppo, HRC mengangkat Alberto Puig sebagai manajer Repsol Honda di MotoGP. Masuknya nama Puig tidak terlalu mengejutkan.
Advertisement
Karena ia pernah lama menjadi manajer Dani Pedrosa, pembalap yang sangat setia bersama Repsol Honda. Namun seiring berjalannya waktu, kini semakin banyak keputusan aneh yang dikeluarkan tim Honda yang dipastikan ide dari Puig.
Terbaru adalah keinginan Honda merekrut Pol Espargaro dari tim KTM untuk musim 2021. Masuknya Pol tentunya akan mendepak Alex Marquez yang bahkan belum tampil di MotoGP 2020.
Keputusan ini tentu sangat ironis. Karena artinya kemampuan Alex sudah dianggap remeh saat juara dunia Moto2 2019 itu sama sekali belum turun berlomba.
Nahasnya Puig sempat memuji setinggi langit ketika mengumumkan Alex sebagai pembalap Repsol Honda penghujung tahun 2019. "Alex di Honda karena dia seorang juara, bukan karena dia seorang Marquez," tutur Puig kala itu.
Bola.com pun mencatat ada 4 kasus lainnya di mana keputusan Puig dan Honda di MotoGP begitu kontroversi.
Pedrosa Jadi Test Rider KTM Bukan Honda
Dani Pedrosa hanya memperkuat Repsol Honda sepanjang karier di MotoGP. Tapi ketika mengumumkan pensiun tahun 2018, ia justru menerima pinangan KTM sebagai pembalap penguji, bukan peran yang sama di Honda.
Lho bukannya MotoGP 2018 adalah momen Puig diangkat sebagai bos Honda. Seperti diketahui, Puig merupakan sosok yang bekerja sama cukup lama dengan Pedrosa.
Kesimpulannya, ia seharusnya senang dengan kehadiran Puig dan menerima tugas sebagai pembalap penguji Honda bukan justru hengkang ke KTM.
Tapi Suppo pernah mengeluarkan komentar mengejutkan mengenai fenomena hal ini. Dia justru menyebut Pedrosa pergi ke KTM karena sosok Puig.
"(Penyebabnya) bisa jadi karena ada seseorang yang datang di Honda, yang mana Pedrosa tidak suka dengannya, atau mungkin seseorang yang mungkin tak kunjung menawarkan kontrak sebagai pembalap penguji," ucap Suppo.
Advertisement
Gagal Bujuk Lorenzo
Mungkin bisa dibilang dosa terbesar Puig di Honda. Dia gagal membujuk Jorge Lorenzo untuk menyelesaikan kontrak bersama Repsol Honda sampai MotoGP 2020.
Untuk diketahui, Lorenzo harus memutuskan pensiun penghujung musim 2019 setelah menjalani musim buruk bersama Repsol Honda. Padahal ia terikat kontrak sampai musim 2020.
"Lorenzo pensiun merupakan keputusan berani. Saya minta maaf karena tak bisa menolongnya," Puig menanggapi Lorenzo pensiun.
Tunjuk Zarco Sebagai Pengganti Nakagami
Keputusan aneh Honda lainnya selama Puig menjabat manajer yaitu menunjuk Johann Zarco sebagai pembalap pengganti Takaaki Nakagami di tim LCR Honda pada tiga lomba terakhir MotoGP 2019.
Padahal kala itu, Honda punya Stefan Bradl sebagai pembalap penguji dan tahu betul karakteristik motor RC213V. Sebaliknya, pengetahuan Zarco nol besar tentang motor Honda.
Terlebih kala itu sudah terbukti Zarco gagal menaklukkan motor KTM yang dinilai punya karakteristik identik dengan motor Honda.
Keputusan aneh Honda yang dipastikan ide dari Puig ini diakui pemilik tim LCR, Lucio Cecchinello. "Ketika kami mencari pengganti (Nakagami), kami bilang ke Honda dan sesegera mungkin meminta memakai Stefan Bradl," kata Cecchinello saat itu.
"Stefan sebenarnya adalah pilihan pertama saya. Karena dia pembalap penguji Honda, dia kenal motornya," tambahnya.
Advertisement
Kontrak 4 Tahun Marc Marquez, Tapi Depak Adiknya
Marc Marquez memperpanjang kontrak di tim Repsol Honda adalah sebuah keniscayaan. Tapi semua dibuat kaget, ketika Honda menyodorkan durasi kontrak empat tahun pada awal tahun ini.
Kini Marquez bakal tetap di Honda sampai musim 2024. Padahal semua pembalap MotoGP bisanya hanya mengantongi kontrak berdurasi 1-2 tahun.
Menariknya ketika Marquez sudah memiliki kontrak empat tahun ini, Honda ingin merekrut Pol Espargaro untuk mendepak adiknya, Alex Marquez.
Jika isu ini muncul sebelum kontrak empat tahun diteken, apakah Marc masih bersedia bertahan di Honda dalam jangka waktu panjang? Ya sekali lagi keputusan Honda dan Puig patut dipertanyakan.
Sumber: Dari berbagai sumber
Disadur dari Bola.com (Hendry Wibowo)