Peneliti: Butuh Kehati-hatian Kembangkan Vaksin COVID-19

Perlu kehati-hatian dalam mengembangkan vaksin COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 11 Jun 2020, 19:01 WIB
Perlu kehati-hatian dalam mengembangkan vaksin COVID-19. Credit: pexels.com/Chokniti

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan vaksin COVID-19 membutuhkan kehati-hatian. Tahapan uji klinis hingga uji coba terhadap manusia perlu tingkat ketelitian dan perhatian yang tinggi.

Peneliti Ines I Atmosukarto menjelaskan, secara umum pengembangan vaksin butuh waktu bertahun-tahun. Ketika terjadi pandemi, seperti COVID-19, pengembangan vaksin kian digencarkan dan dipercepat. Meski begitu, perlu hati-hati pengembangan vaksin COVID-19.

"Saya ingatkan bahwa dalam proses pengembangan vaksin (COVID-19) ini, kita juga harus hati-hati. Kita ketahui ada beberapa hal yang mungkin harus dihindari atau coba hindari dari suatu vaksin yang baru," jelas Ines dari John Curtin School Medical Research, The Australian National University dalam sesi webinar Apa Kabar Vaksin COVID-19? kemarin (10/6/2020).

"Dari beberapa penelitian membahas, ada jenis vaksin yang mungkin menimbulkan efek yang membahayakan. Efek berupa antibodi yang tidak dapat menetralisir, bahkan mempercepat atau membantu proses infeksi dari virus itu."


Efek Peningkatan Antibodi

Pasien COVID-19 berbicara dengan kerabatnya melalui video call saat mendapat perawatan di rumah sakit lapangan dalam gym di Santo Andre, Sao Paulo, Brasil, Selasa (9/6/2020). Hingga 10 Juni 2020, kasus positif COVID-19 di Brasil sebanyak 742 ribu orang. (AP Photo/Andre Penner)

Ines menambahkan, banyak yang harus kita pelajari dari segi jenis reaksi imun yang dibutuhkan dari suatu produksi vaksin. Apalagi kita mengetahui, antibodi yang sifatnya bisa memproteksi dari adanya infeksi virus, dapat berpotensi menimbulkan reaksi berlebih (peningkatan antibodi).

"Jangan sampai pelaksanaan (penggunaan vaksin COVID-19) ada efek yang tidak diinginkan. Kita juga perlu waspada, jangan sampai dalam proses mempercepat adanya vaksin, menimbulkan adanya hal-hal yang tidak diinginkan (reaksi imun berlebih)," tambahnya.

Jurnal berjudul Is antibody-dependent enhancement playing a role in COVID-19 pathogenesis? yang dipublikasikan Swiss Medical Weekly menerangkan, efek reaksi peningkatan antibodi dapat meningkatkan infeksi pada sel tubuh. Akibatnya, tingkat keparahan gejala COVID-19 pada pasien dapat semakin parah.

Istilah peningkatan antibodi ini dikenal antibody dependent enhancement. Dalam jurnal yang dipublikasikan pada 16 April 2020 tersebut, efek peningkatan antibodi juga memengaruhi kemanjuran vaksin.

"Walaupun kita ingin cepat dalam pengembangan vaksin COVID-19, kita tetap harus berhati-hati. Tentunya, sebelum ada vaksin, ya kita memang harus disiplin mematuhi protokol kesehatan. Itu adalah satu-satunya kunci keberhasilan kita dalam melawan virus yang baru sampai menunggu kehadiran vaksin," ujar Ines.


Simak Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya