Waspada, Ini 5 Pesan Berbahaya Pada Cerita Dongeng Bagi Pertumbuhan Anak

Ada sejumlah pesan yang dianggap punya makna berbahaya di cerita dongeng bagi anak jika orangtua tidak melakukan pengawasan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 11 Jun 2020, 20:40 WIB
Karakter Putri Salju atau Snow White dalam acara "Dream Big, Princess" di Lippo Mall Puri, Jakarta, Kamis (5/7). Dua karakter Disney Princess, Snow White dan Ariel hadir untuk pertama kalinya di Indonesia. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Membacakan dongeng sebelum tidur merupakan salah satu langkah baik bagi orangtua dalam mengasuh anak-anaknya. Mengenalkan kisah dongeng pada anak dapat merangsang tumbuh kembang serta pola pikir mereka.

Namun, Anda perlu pahami. Ada banyak dongeng yang ceritanya dianggap mengandung pesan 'berbahaya' -- apabila kelak sang anak salah menafsirkan kisah tersebut.

Beberapa cerita dongeng populer ini jadi contoh. Ada kekhawatiran orangtua apabila anak-anak mereka terjebak dalam kisah itu dan membenarkan semuanya.

Seperti dikutip dari laman Brigthside.me, Kamis (11/6/2020) berikut 5 kisah dongeng yang dianggap punya pesan berbahaya atau berisiko salah kaprah:

 


1. Menjadi Baik Bukan Berarti Harus Jadi Ibu Rumah Tangga Saja

ilustrasi anak bermain/Photo by Tanaphong Toochinda on Unsplash

Pesan ini dapat dilihat dalam dongeng-dongeng Disney seperti Snow White dan Seven Dwarf, Cinderella, dan Beauty and the Beast. Kisah-kisah yang disebut wanita berawal dari rumah.

Karakter positif dalam dongeng ini selalu berurusan dengan pekerjaan rumah tangga, sehingga kerap terbentuk anggapan perempuan yang baik juga harus bekerja di rumah.

Pesan semacam ini tak semestinya selalu dibenarkan. Wanita harus memiliki hak yang sama dengan pria yang memilih untuk tetap memilih pekerjaan yang ia inginkan.

 


2. Menikah Bukan Satu-Satunya Tujuan Akhir dari Kebahagiaan

Ilustraasi foto Liputan 6

Kebanyakan dongeng dibangun oleh skema berikut: "masalah, petualangan dan kebahagiaan."

Kebahagiaan untuk karakter anak laki-laki dalam dongeng ini bisa berbeda: cinta, keadilan, gelar, kekayaan, dan lainnya.

Sedangkan penghargaan untuk anak perempuan biasanya pernikahan. Pada saat yang sama, masyarakat modern tidak lagi menganggap pernikahan satu-satunya tujuan dan indikator kedewasaan. Ada banyak hal lain yang mungkin diperjuangkan oleh seorang anak gadis.

 


3. Dirimu Juga Bisa Menolong Diri Sendiri

Ilustraasi foto Liputan 6

Tahun lalu Keira Knightley mengaku kepada jurnalis bahwa dia melindungi putrinya dari aktivitas membaca dan melihat beberapa dongeng. Aktris itu tidak suka jika ada banyak tokoh wanita dalam kisah-kisah fantastis ini yang tampak tidak berdaya, dan hanya menunggu seorang pria menyelamatkan mereka dari jebakan.

Misalnya, Cinderella terus melayani ibu tirinya di rumahnya sendiri dan bahkan tidak berusaha membela kebebasan pribadinya.

Dia beruntung mendapatkan ibu peri yang baik hati dan kemudian seorang pangeran yang menawan sebagai penyelamat. Tetapi dalam kehidupan nyata, itu mungkin tidak terjadi.

Pada saat yang sama, Knightley membiarkan putrinya Edie menonton Moana dan Frozen.

 


4. Dicium Pangeran karena Tak Berdaya

ilustrasi anak makan/copyright Rawpixel

Aktris Amerika Serikat lainnya, Kristen Bell, menganggap perlu untuk mendiskusikan akhir Snow White and Seven Dwarf dengan putri-putrinya. Dari sudut pandang akal sehat, tampak aneh baginya jika sang pangeran dengan sengaja mencium gadis itu saat dia dalam keadaan paling tak berdaya.

Bell khawatir bahwa gadis-gadis mungkin berpikir persetujuan mereka untuk menjalin hubungan adalah hal sekunder yang tidak berarti apa-apa, terutama dengan mempertimbangkan fakta bahwa sang putri mungkin baru berusia 14 tahun saat ciuman.

 


5. Anda Tidak Kehilangan Hak Suara Meski Tak Ada yang Mendengar

Ilustraasi foto Liputan 6

Hal lain yang menyebabkan kekhawatiran ibu melindungi anak-anaknya dalam dongeng The Little Mermaid adalah jika anak gadisnya salah paham dengan cerita tersebut.

Seperti yang kita ketahui, keseluruhan cerita mengisahkan tragedi bagi putri duyung kecil yang harus kehilangan suaranya.

Para ahli di bidang penelitian keluarga juga memperhatikan masalah ini. Menurut mereka, kehilangan suara seseorang (yang dalam kehidupan normal dikaitkan dengan pikiran dan kecerdasan) untuk memenangkan cinta sang pangeran bukanlah perilaku terbaik yang harus diamati oleh seorang gadis muda.

Selain itu, hilangnya suara bukan berarti Anda kehilangan hak bersuara.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya