Menko Airlangga: New Normal Penting untuk Perbaiki Ekonomi yang Tengah Terpuruk

New normal harus segera dilakukan demi memulai kembali roda ekonomi untuk memperbaiki perekonomian nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2020, 17:20 WIB
Seorang wanita mencari belanjaan di salah satu pusat perbelanjaan, Jakarta, Senin (1/6/2020). Kementerian Perdagangan akan membuka kembali aktivitas perdagangan seperti pasar rakyat, toko swalayan, pusat perbelanjaan serta tempat hiburan di masa New Normal. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pelaksanaan skema new normal bertujuan menjadikan masyarakat produktif dengan tetap memperhatikan unsur kesehatan sehingga tidak terpapar virus Corona Covid-19. Selain itu, new normal juga penting untuk memperbaiki kondisi ekonomi nasional yang tengah terpuruk.

"New normal untuk menciptakan masyarakat produktif dan aman Covid-19. Pertama, ini berarti masyarakat harus patuh dalam menjalankan protokol kesehatan dan aktif untuk memutus mata rantai penularan," kata Airlangga dalam Webinar bersama Asosiasi Emiten Indonesia, Kamis (11/6/2020).

Airlangga menjelaskan, pandemi covid-19 yang berkepanjangan telah berdampak buruk bagi kinerja perekonomian nasional. Bahkan di kuartal II 2020, lima sektor perekonomian terpotong pendapatannya hingga 50 persen.

Yakni, otomotif, transportasi umum, pembiayaan konsumen, restoran, dan pariwisata. Meski begitu, Airlangga juga mencatat beberapa sektor usaha yang mampu tumbuh positif seperti bahan pangan, kesehatan dan farmasi, serta kelapa sawit dan turunannya.

Oleh karena itu, new normal  harus segera dilakukan demi restart engine ekonomi untuk memperbaiki perekonomian nasional. Terlebih lagi, kondisi ekonomi Indonesia dalam beberapa waktu terakhir tengah mencatatkan tren positif setelah Indeks Harga Saham Gabungan yang terus menguat dan nilai tukar rupiah yang terus membaik.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


Jokowi Ingatkan Daerah Hati-Hati Terapkan New Normal

Salah satu pedagang menggunakan face shield dan sarung tangan saat melayani pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/6/2020). Kementerian Perdagangan menyiapkan pedoman bagi penyelenggara kegiatan perdagangan untuk diterapkan pada saat kenormalan baru (new normal). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para kepala daerah menerapkan tatanan kehidupan baru atau new normal melalui tahapan yang ketat. Dia mengingatkan jajarannya agar betul-betul berhati-hati sebelum menetapkan new normal di suatu daerah.

ready
viewed
 "Jangan sampai ada kesalahan kita memutuskan sehingga terjadi kenaikan kasus di sebuah daerah, karena tahapan-tahapan tidak kita kerjakan secara baik," ujar Jokowi saat berkunjung ke Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Rabu (10/6/2020).

 

Dia menekankan pentingnya prakondisi yang ketat sebelum daerah memulai new normal. Kepala daerah harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara masif terkait protokol kesehatan Covid-19 mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak aman, dan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan.

ready
viewed
 "Saya kira kalau ini terus disampaikan ke masyarakat diikuti simulasi-simulasi yang baik sehingga saat kita masuk ke dalam tatanan normal baru, kedisiplinan warga sudah siap dan ada," kata Jokowi.

Jokowi sendiri telah menurunkan aparat TNI-Polri di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota untuk mengingatkan masyarakat agar displin mengikuti protokol kesehatan.

Selain prakondisi, dia menyebut, pemerintah daerah juga harus memperhatikan waktu yang tepat memasuki tahapan new normal.

"Penentuan waktu, kapan timing-nya penting sekali harus tepat. Kalkulasinya, hitung-hitungannya berdasarkan fakta dan data yang ada," kata Jokowi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya