Pengguna LinkedIn Learning Habiskan 7,7 Juta Jam untuk Belajar Keterampilan Baru

Pada April 2020, pengguna LinkedIn Learning di seluruh dunia menghabiskan waktu menonton konten edukatif selama 7,7 juta jam.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 12 Jun 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi LinkedIn. Kredit: 3D Animation Production Company from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah membuat orang harus menyesuaikan diri dengan kondisi New Normal. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas diri dan belajar secara berkelanjutan.

LinkedIn dalam keterangannya menyebut, para profesional beradaptasi untuk bekerja dan berupaya mempelajari hal-hal baru seperti mengelola tim dari jarak jauh.

Sementara, pencari kerja mempelajari keterampilan baru dalam menghadapi pasar kerja yang sulit. Bagi pelaku usaha kecil dan menengah, mereka belajar cara menjalin hubungan dengan klien jarak jauh dan mempelajari cara melindungi keuangan di masa sulit.

Mengutip keterangan resmi Linkedin kepada Tekno Liputan6.com, Jumat (12/6/2020), disebutkan bahwa pada April 2020 pengguna LinkedIn Learning di seluruh dunia secara akumulatif menghabiskan waktu menonton konten edukatif selama 7,7 juta jam.

Jumlah ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan pada Februari 2020 dan dua kali lipat dibandingkan Maret 2020. Peningkatan pesat ini terkhusus untuk manajer dan pencari kerja di industri rekreasi dan perjalanan, serta berlangsung saat pekerjaan dilakukan di rumah secara global karena pandemi.

Program keterampilan yang paling banyak diikuti adalah Zoom dengan peningkatan 6.086 persen, pekerjaan virtual dengan peningkatan 5.804 persen, dan telekomuting dengan peningkatan 5.705 persen.


Perlunya Terus Belajar Selama Pandemi

LinkedIn menghadirkan LinkedIn Lite yang membuat akses anti lemot dan lebih hemat data (Sumber: LinkedIn)

VP Talent and Learning Solutions Asia Pasific LinkedIn Feon Ang mengatakan, "Pandemi global telah mempengaruhi kehidupan profesional dan pribadi kita. Kita telah melihat bahwa jumlah perekrutan telah menurun di seluruh dunia. Juga, banyak organisasi telah mengalihkan tenaga kerja mereka untuk bekerja dari jarak jauh."

Ia menambahkan, terlepas dari posisi apa pun dalam karier, sebaiknya orang mengasah keterampilan mereka selama pandemi terjadi.

"Untuk pencari kerja, mengasah keterampilan wawancara dan belajar untuk berkembang dan memanfaatkan jaringan mungkin akan bermanfaat. Bagi para profesional, keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan jarak jauh sangat penting untuk dikembangkan," kata Ang.

Sementara untuk para pemimpin, mereka perlu memahami cara mengelola tim secara virtual, menjaga keterlibatan anggota tim, dan mempertahankan budaya organisasi agar tetap hidup.


Budaya Kerja Jarak Jauh Bakal Terus Dipertahankan

LinkedIn

"Selain itu, keterampilan lunak (soft skill) tetap diperlukan di berbagai pekerjaan. Kreativitas, Persuasi, Kolaborasi, Kemampuan Beradaptasi, Kecerdasan Emosional merupakan lima besar soft skill yang paling dibutuhkan pada tahun 2020," katanya.

Ang juga mengatakan, mempelajari cara-cara baru untuk bekerja dalam situasi saat ini akan bermanfaat untuk kehidupan di masa depan. Misalnya, kerja remote akan terus diberlakukan seterusnya.

Pasalnya, berdasarkan survei global, 45 persen pemimpin senior mengatakan mereka mempertimbangkan peralihan yang lebih permanen ke kegiatan atau konferensi virtual.

Sementara, 44 persen pemimpin senior menyebut, mereka mengevaluasi kebijakan kerja jarak jauh yang lebih permanen. Hal tersebut mungkin mengindikasikan bahwa budaya kerja jarak jauh akan tetap dipertahankan.

(Tin/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya