Menko Airlangga Minta BEI Ubah Capital Outflow Jadi Inflow

Tingginya capital outflow dari pasar modal Tanah Air merupakan kerugian bagi Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2020, 19:40 WIB
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menarik kembali dana asing ke Tanah Air. Sebab, selama pandemi covid-19, akumulasi modal asing keluar dari pasar obligasi maupun pasar modal cukup tinggi.

"Tugas AEI bersama BEI sesudah pertemuan ini. Untuk memastikan capital outflow berputar menjadi inflow ya!" ujar dia dalam Webinar bersama AEI via Zoom, Kamis (11/6/2020).

Menurutnya, tingginya capital outflow dari pasar modal Tanah Air merupakan kerugian bagi Indonesia. Apalagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diketahui tengah menunjukkan tren positif setelah anjlok pada beberapa waktu lalu.

Bahkan, Ketua Umum Partai Golkar tersebut menyebut IHSG kini sudah berhasil melewati level 5.000 sepanjang hari kemarin. Meski begitu, dia tidak menampik jika pergerakan IHSG masih bersifat fluktuatif akibat ketidakpastian kondisi ekonomi global.

Airlangga menambahkan, tren positif juga sedang terjadi di pasar valuta asing Indonesia. Hal ini berkaca pada penguatan nilai tukar Rupiah pada beberapa waktu terakhir yang menjadi salah satu mata uang terkuat di dunia.

"Artinya pasar merespons kebijakan pemerintah dengan baik. Sehingga terus menunjukkan hal yang baik," jelasnya.

Oleh karena itu, dia mendorong seluruh direktur utama emiten untuk proaktif kembali menjalankan kegiatan bisnis dalam waktu dekat. Sehingga kurva skenario pemulihan ekonomi nasional akan berwujud v-shape atau tumbuh positif seperti negara lainnya.

"Pastinya ekonomi dapat terakselerasi lebih cepat. Karena, pemulihan di pasar modal dan rupiah menunjukkan tanda positif agar lebih cepat pertumbuhannya," tandasnya.

Reporter : Sulaeman

Sumber : Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:


Gerak IHSG Hari Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu bangkit pada perdagangan Kamis pekan ini. Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (11/6/2020), IHSG ditutup turun 65,92 poin atau 1,34 persen ke posisi 4.854,75. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 1,80 persen ke posisi 745,31.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 4.931,24 dan terendah 4.812,19.

Sebanyak 137 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 289 saham melemah dan 134 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 718.811 kali dengan volume perdagangan 8,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,5 triliun.

Investor asing jual saham Rp 257,54 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.994.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya ada satu sektor yang menghijau, yaitu industri dasar yang menguat 1,05 persen.

Sementara sektor yang melemah dimpimpin oleh aneka industri yang turun 2,09 persen. Kemudian disusul sektor keuangan yang melemah 1,99 persen dan sektor perdagangan jatuh 1,86 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya