Liputan6.com, Oslo - Pada 15 Juni 2006, di pulau terpencil Spitsbergen di tengah-tengah antara daratan Norwegia dan Kutub Utara, perdana menteri Norwegia, Swedia, Finlandia, Denmark, dan Islandia meletakkan batu pertama seremonial untuk pembangunan Global Seed Vault.
Brankas besi raksasa, yang sekarang memiliki kapasitas untuk menampung 2,25 miliar benih, dimaksudkan untuk "menyediakan asuransi terhadap hilangnya keanekaragaman tanaman yang semakin meningkat dan juga bencana," demikian seperti dikutip dari History.com, Senin (15/6/2020).
Advertisement
Dikelola bersama oleh Global Crop Diversity Trust (the Crop Trust), the Nordic Genetic Resource Center (NordGen), dan pemerintah Norwegia, Seed Vault tumbuh dari beberapa upaya yang berbeda untuk melestarikan spesimen tanaman dunia.
Gudang besar itu berlokasi jauh di dalam gunung yang tinggi di sebuah pulau yang tertutup oleh permafrost, sangat ideal untuk penyimpanan dingin dan akan melindungi benih bahkan jika terjadi kenaikan permukaan laut yang besar.
Simak video pilihan berikut:
Cadangan Benih Dunia
Global Seed Vault, tempat benih dapat disimpan sedemikian rupa sehingga mereka tetap dapat bertahan selama beberapa dekade atau bahkan berabad-abad, mulai beroperasi pada 2008.
Menurut Crop Trust, brankas benih dimaksudkan untuk menjaga keanekaragaman tanaman dan berkontribusi pada perjuangan global untuk mengakhiri kelaparan. Seiring meningkatnya suhu dan aspek-aspek lain dari perubahan iklim yang mengancam tanaman di Bumi, ada risiko tidak hanya kehilangan spesies tetapi juga menjadi terlalu bergantung pada spesies yang tersisa, membuat umat manusia lebih rentan dan meningkatkan kerawanan pangan.
Para ilmuwan juga berusaha untuk menciptakan varietas tanaman yang lebih baru dan lebih tangguh yang sudah ada, dan bank benih berfungsi sebagai cadangan dari mana mereka dapat menggambar untuk tujuan percobaan.
Advertisement