Liputan6.com, Banjarnegara - Embun es, atau bun upas dalam sebutan masyarakat lokal, muncul pertama kali di di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, pada kemarau tahun ini, Jumat pagi (12/6/2020).
Embun es tipis dilaorkan tampak di pelataran kompleks Candi Arjuna, Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Seperti tahun yang sudah-sudah, kemunculan embun es ini disambut gempita.
Baca Juga
Advertisement
Kemunculan embun es biasanya disusul dengan meningkatnya kunjungan wisata di Dieng. Tetapi, tidak tahun ini. Pasalnya, seluruh objek wisata di Dieng masih tutup.
"Ya kan ditutup. Sayang sekali tidak ada yang berkunjung," kata Slamet Budiono, Kepala Desa Dieng Kulon.
Slamet mengatakan, sejak pandemi Covid-19, Dieng memang ditutup. Penutupan ini juga termasuk home stay, atau penginapan yang tak boleh menerima tamu.
Padahal, kemunculan embun es ini diperkirakan bukan yang terakhir. Pasalnya, Juni baru lah awal kemarau. Embun es diperkirakan akan berpotensi muncul hingga Agustus mendatang.
"Bahkan kalau kemarau panjang embun es bisa muncul sampai September," ucapnya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Penjelasan BMKG Perihal Kemunculan Embun Es
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Setyoajie Prayodie mengatakan saat ini sebagian wilayah Jawa Tengah sudah masuk musim kemarau. Hal itu ditandai dengan menguatnya angin timuran.
Peristiwa embun upas adalah fenomena yang lazim terjadi di wilayah dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau) dengan topografi pegunungan dengan ketinggian diatas 2.000 meter dari permukaan laut. Periode kemunculannya bulan Mei-Agustus saat musim kemarau sedang berlangsung.
“Hal ini mengakibatkan sedikitnya uap air yang terbentuk meski pun hanya sedikit yang berkurang dari kondisi normal,” kata Setyoajie.
Setyo mengungkapkan, dari citra satelit Himawari-8 pada kanal Water Vapour, Jumat 12 Juni 2020 jam 14.00 WIB terlihat intrusi kering dari Australia kuat di wilayah Jawa Tengah. Di lain sisi, karena adanya intrusi udara kering mengakibatkan berkurangnya uap air menyebabkan pembentukan awan berkurang bahkan cenderung tidak terbentuk awan.
Akibatnya outgoing solar radiation dari gelombang panjang permukaan bumi menjadi tinggi karena tidak ada awan sebagai penahan, Outgoing solar radiation yang tinggi menyebabkan suhu udara turun drastis sehingga pada dini hari suhu dapat mencapai di bawah titik beku.
Meski embun telah muncul, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang namun waspada. Jika membutuhkan informasi terkait iklim dan cuaca warga bisa menghubungi kantor BMKG terdekat atau pantau langsung melalui aplikasi infoBMKG yang bisa diunduh di Playstore atau Appstore bagi pengguna perangkat telepon selular.
Advertisement