Liputan6.com, Jakarta - Kata new normal atau tatanan normal baru sering didengar akhir-akhir ini. Menyambut tatanan normal baru ini diikuti dengan sejumlah protokol kesehatan yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran Corona COVID-19.
Dengan tatanan normal baru tersebut dengan menjalankan protokol kesehatan secara disiplin dengan memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan air mengalir dengan sabun, menjaga imun tubuh.
Diharapkan dengan tatanan normal baru itu sebagai upaya untuk aktivitas dapat kembali berjalan dengan cara aman. Lalu bagaimana pengelolaan keuangan untuk menghadapi tatanan normal baru tersebut? Apa saja yang harus diperhatikan?
Baca Juga
Advertisement
Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, Mohammad Andoko menuturkan, bicara soal new normal seiring ada perubahan. Seseorang sebenarnya sudah terbiasa dengan perubahan tersebut.
Ia mencontohkan ketika seseorang masuk sekolah dasar (SD), SMP, dan SMA juga alami perubahan. Kali ini perubahan tersebut didorong pandemi COVID-19 yang berdampak terhadap perubahan di ekonomi, sosial, dan kesehatan.
"Jika pada 1997/1998, krisis keuangan melanda Asia, dan kini 2020 terjadi perubahan di seluruh dunia yang berdampak terhadap krisis ekonomi, sosial dan kesehatan," ujar Andoko saat dihubungi Liputan6.com, Senin, (15/6/2020).
Andoko menuturkan, situasi perubahan tersebut baik dialami oleh individu dan keluarga tetap memperhatikan pengelolaan keuangan yang baik. Mengelola keuangan tersebut dengan membangun dana darurat dan aset produktif.
Andoko menuturkan, ibarat membangun rumah demikian juga dengan mengelola keuangan. Hal pertama saat membangun rumah yaitu fondasi. Andoko menuturkan, ibarat membangun rumah ada fondasi,dalam mengelola keuangan, salah satunya yaitu asuransi.
"Coba lihat asuransi kesehatan yang dicover perusahaan. Apakah semua atau tidak. Karena tiap perusahaan beda-beda untuk asuransi, ada 70 persen, 50 persen, 90 persen dan ada yang 100 persen," ujar dia.
"Selain asuransi kesehatan, asuransi lain yang dapat dimiliki seperti asuransi jiwa, asuransi rumah, asuransi travelling, sebelum ada COVID-19, travelling digemari generasi milenial," ia menambahkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Investasi
Kedua, investasi. Andoko mengatakan, investasi ini terdiri dari dua jenis yaitu investasi di keuangan dan riil. Ia menuturkan, investasi dalam aset keuangan antara lain saham, obligasi, sukuk, dan lainnya. Sedangkan investasi dalam aset riil seperti logam mulai, properti dan lainnya.
Andoko juga mengatakan, kalau investasi dalam aset keuangan biasanya tidak ada perawatan. Sedangkan kalau riil ada seperti di properti.
"Investasi untuk jangka panjang. Misalkan saham. Saat ini sedang diskon 30 persen karena ada faktor eksternal seperti COVID-19. Tetapi investasi di saham harus punya pengetahuan pasar modal dan investasi ini untuk jangka panjang,” ia menambahkan.
Ketiga, personal tax. Andoko mengatakan, personal tax ini berarti mencari pajak minimal supaya akumulasi investasi lebih cepat.
"Musuh investasi itu inflasi dan tax. Bunga deposito lima persen, tax 20 persen, jadi cari tax investasi yang minim,” ujar dia.
Andoko mengingatkan, untuk mengelola keuangan ibarat membangun sebuah rumah. Salah satu hal terpenting yaitu fondasi. Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk membangun fondasi kuat mengelola keuangan dengan siapkan asuransi, investasi, perhatikan personal tax, dana darurat dan membangun aset produktif.
Advertisement