Kreatif, Guru Ini Ajari Murid Sekolah Virtual Pakai Kostum Superhero

Memakai kostum ala superhero, guru asal Bolivia ini mendapat apresiasi dari para murid yang harus menjalani sekolah online akibat pandemi Corona COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2020, 18:45 WIB
Aksi Tom Holland saat memerankan karakter Spiderman di film `Spider-Man: Homecoming.`. Film ini menceritakan seorang pelajar SMA yang mendapatkan kekuatan akibat terkena gigitan laba-laba transgenic. (Chuck Zlotnick/Columbia Pictures-Sony via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang guru bernama Jorge Manolo Villarroel kerap kali berganti kostum saat mengajar para muridnya. Semuanya bertema superhero, mulai dari Spiderman, Batman, The Flash dan masih ada beberapa lagi lainnya.

Seperti dikutip dari The New York Times, Senin (15/6/2020), ia beraksi demikian dalam sesi mengajar virtual kepada murid-muridnya di tengah lockdown akibat Virus Corona COVID-19.

Jorge Manolo Villarroel bak superhero yang sebenarnya bagi murid-murid yang saat ini haru menjalankan studinya dari rumah masing-masing. Akhir-akhir ini banyak superhero di dunia nyata yang tidak harus beraksi melawan monster angkasa luar. 

Berkat penampilan uniknya saat mengajar, sesi belajar Jorge menjadi sangat populer. Bahkan banyak saudara dari para muridnya yang belajar dari rumah berebut layar laptop untuk melihat kelas Pak Guru Jorge. 

"Mereka tiba di kelas virtual sebelum saya, dan kejutan pertama adalah menebak superhero mana yang akan muncul di layar," ujar Jorge. 

Jorge sendiri mengaku sangat menyukai anak-anak kecil, kamarnya pun dihiasi berbagai topeng superhero, serta ornamen Katolik seperti foto Kristus dan Bunda Maria. 

Jorge yang tinggal di daerah paling miskin Bolivia mengajar di sekolah San Ignacio Catholic School. Murid-muridnya berusia dari 9 hingga 14 tahun. 

"Hai, pak guru! Anda harus memasang gambar ... Ayo ke layar ponsel dan cari yang kecil," kata seorang siswa kepada Jorge yang berpakaian seperti superhero The Flash, menjelaskan kepada murid-muridnya yang paling bungsu bagaimana menyusun mosaik figur geometris menggunakan daun berwarna.

"Selama bertahun-tahun, mereka telah memasuki dunia dewasa kita, sekarang saatnya bagi kita untuk membuka dunia mereka, melalui obrolan," katanya. "Ketika mereka berbicara, mereka dapat dibatasi, tetapi dalam obrolan mereka berkembang, mereka menjadi guru dan menunjukkan kepada saya sejumlah aplikasi."


Diawali dengan Kelas Zumba

Kelas Jorge juga diawali dengan kegiatan yang menarik, yaitu sesi Zumba. Itu karena ia merupakan seorang pengajar olahraga tersebut, kemudian sesi dilanjutkan dengan doa, dan lagu superhero untuk membangkitkan suasana kelas. 

Pelajaran milik Jorge diikuti dengan 45 murid, dirinya juga adalah seorang yang menentukan kostum pilihannya sendiri.

Kadang-kadang, dengan kacamatanya, ia terlihat seperti disk jockey di depan komputer seperti seorang pahlawan super. Anjing mungilnya Coquito tidur tanpa sadar di pangkuannya.

"Pendidikan terhenti dengan mode tradisional. Setelah pandemi semuanya akan berubah, termasuk pendidikan," tutur Jorge yang  mengajar kelas secara virtual sejak Maret lalu meski mengakui mengalami kesulitan mengajar dengan metode tersebut.

Hal ini dikarenakan Bolivia merupakan negara yang paling miskin di Amerika Selatan. Tak hanya itu, jaringan internet di Bolivia cukup lambat dan mahal, sehingga banyak murid yang tidak dapat bersekolah secara virtual.

Beberapa murid dengan kondisi ekonomi lemah bahkan tak dapat membeli komputer atau ponsel untuk digunakan sekolah virtual.

Jarak antara ekonomi di Bolivia pun semakin terlihat akibat pandemi Corona COVID-19 ini. 

"Bahkan di sekolah swasta saya ada anak-anak yang tidak memiliki ponsel untuk digunakan sekolah virtual," jelas Jorge. "Tapi kita berada dalam masa perubahan." 

Reporter: Yohana Belinda

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya