Liputan6.com, Jakarta - Sulit membayangkan nonton ke bioskop tanpa membawa 'tumpukan' popcorn berukuran jumbo, entah itu asin atau manis.
Popcorn sangat populer di pameran dan karnaval pada pertengahan 1800-an. Pedagang kaki lima dapat dengan mudah membuat dan menjual makanan ringan aromatik yang lezat ini.
Pada 1927, pergi ke bioskop adalah kegiatan yang dapat dinikmati semua orang. Ini bertepatan dengan tren depresi hebat yang dialami orang Amerika saat itu.
Baca Juga
Advertisement
Mereka menginginkan hiburan murah yang akan membantu mereka masuk dalam keadaan baru. Dan film adalah jawaban bagi mereka.
Meskipun teater pada awalnya tidak dilengkapi dengan mesin popcorn, vendor independen dengan cepat mengambil kesempatan untuk menjual langsung ke konsumen.
Biji jagung harganya murah, jadi popcorn tidak mahal (berkisar antara 5 hingga 10 sen per kotak).
Pada saat itu, vendor mulai menjual popcorn kepada orang-orang di luar teater, memungkinkan keuntungan ganda dari orang yang lewat dan penonton film yang sama.
Camilan itu ada di mana-mana. Para penjual dapat untung banyak dengan sedikit biaya, modal untuk menjual popcorn.
Selama Perang Dunia II, penjualan popcorn di Amerika Serikat benar-benar meningkat.
Gula dikirim ke luar negeri untuk militer, jadi tidak banyak sumber daya untuk pembuatan permen dan soda. Sementara itu, tidak ada kekurangan garam atau kernel. Popularitas makanan terus tumbuh dan dikenal hingga sekarang.
Simak video pilihan berikut:
Juga Identik dengan Sirkus
Namun, jauh sebelumnya, popcorn diketahui telah menjadi camilan bagi pengunjung yang datang menonton sirkus. Ini merupakan taktik baru kala itu untuk mempertahankan mood penonton yang datang.
Tetapi, lebih dari itu, pemilik sirkus menyadari bahwa mereka dapat menggandakan keuntungan mereka jika menjual tiket penonton dan makanan ringan untuk pertunjukan, yang, secara alami, menyebabkan peningkatan laba.
Dengan memanfaatkan gelombang popularitas popcorn, pemilik sirkus membentuk preseden penting, yakni makanan ringan dan pertunjukan. Inilah yang menjadi cikal bakal mengapa popcorn identik dengan bioskop.
Advertisement