Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem menyatakan, proses pembelajaran tatap muka bagi sekolah yang berada di zona hijau virus corona Covid-19 dapat dilakukan pada Juli 2020. Namun, dia menegaskan, proses pembelajaran tersebut akan dibuka secara bertahap.
"Untuk tahap pertama semua sekolah yang sudah memenuhi checklist zona hijau, kita melakukan pairing daripada jenjang," ujar Nadiem dalam video conference, Senin (15/6/2020).
Advertisement
Untuk tahap pertama, pemerintah hanya memperbolehkan SMA, SMK, dan SMP yang melakukan proses pembelajaran tatap muka. Sedangkan SD, Madrasah Ibtidaiyah (MI), serta Sekolah Luar Biasa (SLB) baru dibuka setelah jeda dua bulan.
"Jadi yang paling awal pun hanya level SMP ke atas yang boleh (pembelajaran tatap muka). Baru setelah 2 bulan kalau semuanya masih oke dan semuanya masih hijau, baru boleh SD dan SLB mulai dibuka," jelas Nadiem.
Adapun sekolah yang paling terakhir dibuka adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menurut Nadiem, pembukaam PAUD harus menunggu lima bulan sejak SMP/SMA/SMK dibuka.
"PAUD adalah yang paling terakhir dan boleh (dibuka) di bulan kelima kalau zona itu masih hijau. Bulan kelima barulah PAUD boleh memulai belajar dengan tatap muka," tuturnya.
Nadiem memastikan bahwa cara inilah yang paling pelan dan dinilai aman untuk para peserta didik mengikuti proses pembelajaran tatap muka di masa pandemi virus corona Covid-19. Dia menyebut, SD dan PAUD dibuka paling terakhir karena sulit menerapkan social distancing.
"Makanya bahkan di tempat itu sudah hijau masih kita berikan rentang waktu 2 bulan antara SMP/SMA baru dua bulan lagi SD, baru 2 bulan lagi baru PAUD," ucap Nadiem.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
6 Persen Peserta Didik di Zona Hijau
Nadiem mengatakan, setidaknya ada 6 persen peserta didik yang kini berada di zona hijau. Namun, apabila ada peningkatan kasus dan berubah menjadi zona kuning maka proses pembelajaran kembali dari rumah.
"Pada saat zona hijau itu kalau semua itu berubah menjadi zona kuning itu artinya proses ini diulang lagi dari 0. Jadi tidak diperbolehkan belajar tatap muka jadi semuanya harus balik lagi dari rumah," kata Nadiem.
Advertisement