Liputan6.com, Jakarta - Pertengahan Mei 2020, ramai diberitakan seorang Kepala Desa di Flores Timur harus memanjat pohon untuk bisa mendapatkan sinyal internet. Kepala desa tersebut ingin mengikuti rapat yang dijalankan secara online.
Kepala Desa yang dimaksud adalah Kepala Desa Woloklibang, Pulau Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga
Advertisement
Kini, dalam keterangan resminya, Telkomsel memastikan ketersediaan dan memperluas teknologi 4G LTE di Desa Woloklibang tersebut.
Perluasan jaringan 4G di wilayah desa Woloklibang didukung dengan 1 compact mobile BTS (Combat).
VP Network Operation and Quality Management Area Jawa Bali Telkomsel Samuel Pasaribu menyebut di usianya yang ke-25 tahun Telkomsel terus berkomitmen memberikan layanan telekomunikasi dan solusi digital untuk semua masyarakat Indonesia.
"Kami sangat memahami, di tengah pandemi Covid-19 yang turut berdampak pada keterbatasan ruang gerak secara fisik, teknologi telekomunikasi berbasis broadband merupakan solusi yang dibutuhkan masyarakat dan perangkat pemerintah daerah dalam menjalankan aktivitas," kata Samuel, dalam keterangan yang diterima Liputan6.com.
Perlu 3 Jam Perjalanan Darat dan 1 Jam Naik Kapal
Menurut Samuel, solusi 4G LTE menjadi sarana menghubungkan remote area yang memiliki kondisi geografis sulit. Desa Woloklibang, misalnya, terletak di bagian barat Pulau Adonara, masih bagian dari Kabupaten Flores Timur, NTT.
Untuk menuju desa yang dikelilingi hutan kemiri itu diperlukan kapal laut untuk menyeberang dari Kota Larantuka ke Pulau Adonara.
Penyeberangan dengan kapal memerlukan waktu satu jam ditambah dengan perjalanan darat selama tiga jam untuk mencapai desa Woloklibang yang masuk ke kawasan 3T di Kabupaten Flores Timur.
Sebelum menghadirkan BTS Combat, Telkomsel lebih dahulu mendapat masukan dari masyarakat setempat mengenai kebutuhan akan jaringan broadband untuk mendukung aktivitas sehari-hari hingga koordinasi kerja perangkat desa.
Advertisement
Telkomsel Operasikan 1.279 BTS di NTT
Mempertimbangkan kondisi geografis wilayah yang cukup menantang, Telkomsel kemudian mengoperasikan 1 unit BTS Combat berteknologi 4G. Hal ini dilakukan untuk memastikan perluasan jangkauan dan pemerataan akses telkomunikasi broadband di Desa Woloklibang.
"Dengan dipasangnya Combat layanan 4G di desa Woloklibang kami berharap koordinasi antara perangkat Pemerintah Desa dengan Pemerintah Kabupaten dapat berjalan lebih efektif dengan kehadiran pemanfaatan teknologi broadband," kata Samuel.
Lebih lanjut dia menyebutkan, Telkomsel telah mengoperasikan 1.279 BTS yang melayani lebih dari 90 persen wilayah populasi di Provinsi NTT.
"Kami berharap layanan broadband 4G LTE ini juga dapat turut mendorong peningkatan potensi perekonomian desa, serta membantu para pelajar dalam melakuka proses belajar secara daring," ujarnya.
Tidak berhenti di situ, Telkomsel mengklaim bakal terus ratakan akses internet broadband di seluruh Indonesia. Apalagi, kini adopsi layanan digital telah meningkat sehingga dibutuhkan kualitas internet broadband yang mumpuni.
(Tin/Why)