Liputan6.com, Jakarta Salah satu program besar pemerintah di sektor energi adalah membangun kilang. Namun ternyata, untuk mewujudkan program besar tersebut tidak mudah. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati yang saat ini mengampu tugas tersebut pun blak-blakan mengenai sulitnya membangun sebuah kilang.
"Tidak simpel membangun proyek di negara ini. Apalagi terkait pembebasan lahan, tapi Alhamdulillah bisa kita jalankan. Pertamina berkomitmen untuk menjalankan proyek-proyek ini," ujarnya dalam diskusi online, Jakarta, Senin (15/6/2020).
Advertisement
Nicke mengatakan, salah satu proyek kilang Pertamina yang sempat terkendala pembebasan lahan adalah Tuban. Namun, pembebasan lahan di daerah tersebut perlahan bisa dikerjakan dan ditargetkan bisa segera rampung.
"Yang di Tuban lama karena pembebasan lahan. Tapi pemerintah sudah memberikan izin reklamasi. Kemarin terhenti karena PSBB. Nanti kalau sudah selesai bisa menyerap tenaga kerja banyak baik di darat dan laut," paparnya.
Saat ini, kata Nicke ada satu pekerjaan pembangunan kilang yang masih mencari investor yaitu Kilang Cilacap. Kilang tersebut sempat akan dikerjasamakan dengan Aramco namun batal karena penawaran perusahaan tersebut tidak sesuai.
"Di Cilacap mundur, Aramco mundur ya memang kita juga mengakui kalau dealnya Aramco menawar terlalu murah bedanya 1 billion lebih. Kalau aset negara dihargai lebih murah 1 billion ya kan pasti masalah, lebih baik tidak deal. Sekarang ada banyak perusahaan yang menyatakan minatnya berpatner dengan kita," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Mafia Migas Bikin Proyek Kilang Minyak Jalan di Tempat
Sebelumnya, Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Enegi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Purbaya Yudhi Sadewa memberikan pernyataan mengejutkan soal terbengkalainya pembangunan kilang minyak Pertamina. Pihaknya menyebut adanya mafia membuat pembangunan kilang minyak terhambat.
"Pembangunan kilang terhambat. Kita anginnya kencang, karena kita berhadapan dengan mafia minyak ini," tegas dia melalui video conference via Zoom, Selasa (9/6).
Menurut anak buah Luhut Panjaitan ini keberadaan mafia migas dalam mega proyek pembangunan kilang Pertamina di Batam terasa begitu nyata.
Misalnya, saat perusahaan migas ternama Cinopec asal China hendak berinvestasi untuk proyek Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Batam tiba-tiba tersandung masalah hukum.
Akibatnya, proyek tersebut tak Berprogres hingga tujuh tahun. "Artinya kita berhadapan dengan mafia minyak," terang dia.
Di sisi lain, Purbaya juga mengendus keberadaan mafia dalam berbagai mega proyek antara Pertamina dengan sejumlah perusahaan raksasa migas yang berujung pada kegagalan. Antara lain terputusnya kerjasama dengan perusahaan raksasa migas Aramco pada proyek kilang Cilacap.
Bahkan Pertamina disebutkannya sempat berkonflik dengan Overseas Oil and Gas (OOG) di proyek kilang Bontang. Untuk itu, pihaknya berjanji akan melakukan investigasi utnut membuktikan keterlibatan mafia dalam batalnya sejumlah kontrak kerjasama pembangunan kilang minyak Pertamina di berbagai daerah.
"Saya terlibat langsung dalam mengawal pembangunan kilang minyak di Balongan. Dan saya terus menekan mereka untuk tidak membatalkan investasinya," tegas dia.
Advertisement