Defisit APBN Tembus Rp 179,6 Triliun pada Mei 2020

Defisit APBN 2020 naik hingga 42,8 persen jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2020, 12:05 WIB
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) hingga Mei 2020 mencapai Rp179,6 triliun. Angka tersebut naik hingga 42,8 persen jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu.  

"Posisi Mei, defisit mencapai Rp 179,6 triliun atau 21,1 persen dari total defisit yang ada di Perpres 54 dan ini terjadi berarti kenaikan defisit dari tahun lalu 42,8 persen seluruh penerimaan negara kontraksi," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (16/6/2020).

Adapun pendapatan negara hingga akhir Mei mencapai Rp 664,3 triliun atau 37,7 persen dari target Perpres 54 perubahan APBN 2020. Dalam hal ini dibandingkan Mei tahun lalu, pendapatan negara kontraksi 9,0 persen.

"Kalau dari sisi penerimaan perpajakan Rp 526,2 atau 36 persen dari target Perpes 54, kontraksinya dari sisi perpajakan 7,9 persen dibanding tahun lalu. Pajak sendiri sampai akhir Mei mengumpulkan Rp444,6 triliun," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Belanja Negara

Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, dari sisi belanja telah dikeluarkan sebesar Rp 843,9 triliun atau 32,3 persen dari alokasi belanja yang ada di Perpers 54, berlanja Kementerian Lembaga Rp 270,4 triliun atau 32,3 persen. Lalu belanja non Kementerian Lembaga sebesar Rp267 triliun, naik 10 persen dbanding tahun lalu.

"Transfer ke daerah Rp300,6 triliun, atau 40 persen dari Perpres 54 atau kontraksi 5,7 persen dibanding tahun lalu, di mana dana desa Rp28,9 triliun atau 40 persen dari alokasi. Kenaikan sangat tinggi karena dalam dana desa kita ada transfer langsung untuk membantu masyarakat dalam bentuk BLT itu berita positif," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya