Lonjakan Baru Kasus Corona COVID-19 di AS Diklaim Jauh Lebih Kecil dari Perkiraan

Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan bahwa lonjakan baru-baru ini dalam kasus Corona COVID-19 di banyak negara bagian AS "jauh dari yang diperkirakan sebelumnya."

oleh Liputan6.comNatasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Jun 2020, 14:31 WIB
Kunjungan Donald Trump dengan otoritas layanan kesehatan AS terkait uji Virus Corona di Atlanta. (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, Washington D.C- Lonjakan kasus positif Virus Corona COVID-19 di banyak negara bagian Amerika Serikat baru-baru ini jauh lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal itu diungkapkan penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow. 

Meski begitu, ia mengaku tidak akan menyangkal bahwa beberapa negara bagian "mengalami lonjakan" kasus. Namun, Kudlow menyampaikan telah secara rutin berbicara dengan para ahli kesehatan dan lonjakan itu "bisa dikelola dan sampai batas tertentu yang diharapkan."

Karena gubernur melonggarkan penutupan wilayah guna memulihkan kembali ekonomi mereka yang terpuruk, jumlah kasus Virus Corona COVID-19 masih meningkat di negara-negara bagian di seluruh AS.

Selain itu, banyak pejabat kesehatan yang memperingatkan bahwa, tanpa vaksin, pembukaan kembali kegiatan bisa mengakibatkan gelombang kematian Corona COVID-19 lebih jauh, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (16/6/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:


Tidak Lagi Berniat Menutup Aktivitas Ekonomi

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Pasar saham AS, pada Senin 15 Juni dilaporkan kembali jatuh di tengah kekhawatiran gelombang infeksi baru yang dapat menggagalkan pemulihan cepat ekonomi, yang diyakini oleh Wall Street sedang berlangsung.

Sebelumnya, Larry Kudlow berusaha untuk tidak membesar-besarkan peningkatan kasus Virus Corona COVID-19.

Meskipun ia memahami kegelisahan mengenai pasar, Larry Kudlow mengatakan pemerintahan Presiden Donald Trump "tidak berniat untuk menutup ekonomi" lagi.

Larry Kudlow juga menegaskan, "Biayanya akan jauh lebih besar daripada tetap membukanya."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya