Korea Selatan Gandeng AS Pantau Pergerakan Militer Korea Utara

Korea Selatan dilaporkan mempertahankan koordinasi yang erat dengan AS, untuk memantau dan mendeteksi gerakan militer di Korea Utara.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Jun 2020, 17:48 WIB
Pasukan Korut dan Korsel saling berhadap-hadapan di Panmunjom, DMZ (AP Photo/Lee Jin-man)

Liputan6.com, Jakarta- Kementerian Pertahanan Korea Selatan mempertahankan koordinasi yang erat dengan Amerika Serikat, untuk memantau dan mendeteksi gerakan militer di Korea Utara. Langkah itu dilakukan setelah militer Korea Utara siap bertindak terhadap Korea Selatan atas selebaran propaganda.

Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara sebelumnya mengatakan, mereka sedang meninjau rencana aksi untuk maju ke "zona yang telah didemiliterisasi berdasarkan perjanjian utara-selatan, mengubah garis depan menjadi benteng dan semakin meningkatkan kewaspadaan "terhadap Korea Selatan.

Pernyataan tersebut muncul di tengah-tengah retorika saudari dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong yang mengatakan negaranya akan mengambil tindakan militer untuk menghukum Korea Selatan karena gagal menghentikan pembelot dari meluncurkan selebaran anti-Pyongyang yang melintasi perbatasan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Choi Hyun-soo, dalam sebuah pengarahan rutin mengatakan, "Kami menangani situasi ini dengan serius. Adapun langkah-langkah militer Korea Utara, Korea Selatan dan AS secara ketat memantau dan mendeteksi mereka di bawah koordinasi yang erat."

Selain itu, ia juga menekankan bahwa militer dalam keadaan postur penuh kesiapan dalam persiapan untuk "keadaan apa pun," seperti dikutip dari Yonhap News Agency, Selasa (16/6/2020).

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tidak Memberikan Langkah Spesifik

Tiga tentara Korea Utara mengawasi kunjungan Menhan Korsel, Song Young-moo di zona Demiliterisasi Panmunjom, Senin (27/11). Pemerintah Korsel menganggap Korut telah melanggar kesepakatan gencatan senjata di wilayah demiliterisasi. (AP Photo/Lee Jin-man)

Walaupun militer Korea Utara tidak memberikan langkah-langkah selanjutnya secara spesifik, tetapi mungkin langkah tersebut merujuk ke daerah di sekitar kota perbatasan Kaesong dan Gunung Kumgang.

Wilayah tersebut merupakan di mana Korea Utara telah menarik pasukannya untuk memfasilitasi proyek-proyek ekonomi dan pariwisata antar-Korea yang sekarang sudah tidak berfungsi lagi.

Di bawah pakta militer antar-Korea yang bernama Comprehensive Military Agreement (CMA) dan ditandatangani pada 19 September 2018, Korea Selatan dan Korea Utara juga menerapkan beberapa langkah pengurangan ketegangan, seperti demiliterisasi Area Keamanan Bersama (JSA) yang mencakup kedua negara tersebut dan mengosongkan pos penjagaan mereka di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ).

Choi Hyun-soo mengatakan, "Pakta militer antar Korea harus dijaga. Ini adalah sikap dasar kita." Selain itu, ia juga menambahkan bahwa, "Sambil mempertahankan postur kesiapan yang kuat, kami percaya upaya yang telah kami lakukan untuk mempromosikan perdamaian di Semenanjung Korea akan terus berlanjut."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya