Pemerintah Tarik Utang Rp 360,7 Triliun hingga Mei 2020

Penarikan utang dilakukan untuk pembiayaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2020, 16:00 WIB
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pemerintah telah menarik utang sebesar Rp 360,7 triliun hingga Mei 2020. Utang tersebut terdiri dari SBN Neto dan pinjaman neto.

"Realisasi pembiayaan utang sampai dengan 31 Mei 2020 Rp 360,7 triliun," ujar Sri Mulyani dalam diskusi online, Jakarta, Selasa (16/6/2020).

Sri Mulyani mengatakan pembiayaan utang masih on-track dan menunggu SKB II dengan BI untuk pembiayaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Pasar SBN mulai bullish seiring trend incoming bid lelang SUN mulai naik sejak April," jelasnya.

Sementara itu, incoming bid asing sudah berada pada kondisi yang normal, seiring dengan terjadinya net foreign buying pada beberapa minggu terakhir.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Terbitkan SBN Ritel ORI17 Senin 15 Juni 2020

Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemerintah akan kembali menerbitkan Surat Berhaga Negara (SBN) ritel seri ORI17 pada Senin, 15 Juni 2020. SBN ritel ini akan dibuka seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan nasional.

Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crustallin mengatakan, dengan berinvestasi di SBN ritel maka secara langsung sudah membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan. Adapun masyarakat bisa membeli SBN ini dengan minimal pembelian mulai dari Rp 1 juta.

"Sekarang ada peluang, sekarang yang namanya SBN ritel sudah banyak dan nominal pembelian semakin kecil, jadi semakin mudah. Jadi bisa investasi, bantu negara," kata Masyita lewat siaran live Instagram, pada Kamis 11 Juni 2020.

Masyita menyebut SBN ritel yang diterbitkan pemerintah juga memiliki imbal hasil alias yield yang cukup tinggi. Di samping itu risiko investasinya masih dapat dikelola lantaran di-backup langsung oleh negara.

"Ini tuh investasi yang paling save, karena backup-nya negara kita, dan tentu kita bantu pembangunan negara kita, jadi menjaga tabungan kita di masa depan, tapi kita juga dapat imbal hasil yang cukup baik," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya