Liputan6.com, Jakarta - MarkPlus Inc. menyatakan hasil dari survey yang dilakukannya menunjukan ketertarikan publik terhadap produk pembiayaan multifinance (perusahaan pembiayaan) cukup tinggi di masa pandemi Covid-19.
Survey tersebut dilakukannya terhadap 91 responden di seluruh Indonesia yang mayoritas aktif menggunakan produk multifinance, 13 persen diantaranya menggunakan produk pembiayaan sebelum adanya Covid-19, dan 39 persen ketika pandemi, dan 48 persen masih memiliki intensi untuk melakukan pengajuan pinjaman produk multifinance.
Advertisement
“Produk yang digunakan responden didominasi oleh dana tunai sebesar 47,3 persen, leasing kendaraan bermotor sebanyak 31,9 persen, dan juga pembiayaan produk-produk rumah tangga,” ujar Senior Associate MarkPlus, Inc. Irfan Setiawan, dalam MarkPlus Industry Roundtable sektor multifinance, Selasa (16/6/2020).
Irfan mengatakn dalam mencari informasi mengenai produk multifinance, online dan offline channel menjadi pilihan masyarakat sebesar 25 persen responden memanfaatkan fitur online chat, serta mengunduh aplikasi multifinance melalui smartphone.
Sedangkan 36,4 persen memilih menelusuri website, media sosial, dan mendatangi kantor cabang. Oleh karena itu, perusahaan tetap perlu mempersiapkan sistem protokol kesehatan di kantor yang akan melayani masyarakatkarena offline channel masih diminati.
“Perilaku digital ini tidak bisa diadaptasi 100 persen sehingga ada kecenderungan untuk jumping dari channel offline dan online dari sisi customer itu sendiri, di situ perusahaan harus bisa menerapkan omni, menggabungkan antara online dan offline,” jelasnya.
Dominasi dalam interaksi digital ditunjukan oleh 61,5 persen responden yang tertarik untuk melakukan pengajuan melalui media digital berbasis website atau aplikasi, 37 persen lainnya tertarik terhadap kerja sama dari perusahaan pembiayaan yang bisa digunakan pada e-commerce. Kerja sama ini dianggap dapat menguntungkan mereka ketika melakukan belanja online.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengajuan Pembiayaan Akhir Tahun
Hasil survei juga menunjukkan, pada tahun ini lebih dari 60 persen responden ingin mengajukan pembiayaan di kuartal tiga dan kuartal empat. Tingginya interaksi digital menunjukan harapan mereka terhadap pengajuan pembiayaan secara online dan informasi yang lengkap bisa ditemukan di platform perusahaan.
“Digital engagement juga diharapkan muncul, 63,7 persen terkait restukturisasi kredit atau relaksasi selama pandemi Covid-19. Penyampaian melalui konten edukatif dan menghibur seperti infografis sebanyak 34,1 persen, file informasi yang bisa didownload sebanyak 27,5 persen, dan lebih dari 20 persen berharap adanya webinar ataupun digital talkshow,” jelasnya.
Demikian dari 60 persen responden menyatakan masih percaya diri untuk mengajukan pinjaman ataupun produk multifinance lainnya pada tahun ini. Hal ini bisa menjadi momentum bagi perusahaan pembiayaan untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan meningkatkan serta mengembangkan fasilitas pengajuan secara online.
"Selain itu, masyarakat perlu terus distimulasi terkait intensi pengajuan pembiayaan melalui konten digital yang edukatif dan menarik," pungkasnya.
Advertisement