Tips Aman Naik KRL di Masa Transisi New Normal

Pertama, berpikir positif. Setiap pengguna KRL perlu meyakinkan diri pasti sehat selalu ketika bekerja di luar rumah.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2020, 11:34 WIB
Petugas memakai pelindung wajah dan masker berdiri dalam gerbong KRL tujuan Jakarta di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/6/2020). PT KCI membatasi jumlah penumpang 35- 40 persen dari kapasitas untuk jaga jarak aman antarpengguna KRL atau sekitar 74 penumpang per gerbong. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - KRL commuterline menjadi salah satu transportasi yang banyak digunakan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Edward Faisal pun berbagi tips aman naik KRL di masa transisi menuju new normal di masa pandemi ini.

Tips pertama, berpikir positif. Setiap pengguna KRL perlu meyakinkan diri pasti sehat selalu ketika bekerja di luar rumah. Kedua, menyiapkan alat pelindung diri. Misalnya, masker dan hand sanitizer.

"Jangan lupakan masker, hand sanitizer juga penting sebetulnya walaupun tetap disarankan cuci tangan dengan sabun di air mengalir, itu penting juga," katanya dalam Talk show Rombongan Pengguna Kereta (Roker) Mantul yang Santuy Antri dan Anti Kuman yang disiarkan Youtube BNPB Indonesia, Rabu (17/6/2020).

Setelah itu, pengguna KRL harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Seperti, menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk stasiun.

Setelah masuk stasiun, pengguna KRL harus mencuci tangan dengan sabun. Kemudian jangan lupa saat mengantre jaga jarak.

"Nah setelah dalam peron pun itu sudah ada tandanya supaya jaraknya jangan terlalu dekat. Itu makanya saya bilang jangan terlalu mesra dulu lah karena kita mau sehat," jelas Edward.

Tips berikutnya, saat duduk di kursi, pengguna KRL harus tetap jaga jarak. Kursi yang sudah diberi tanda silang merah jangan diduduki.

"Di kursi-kursi sudah ada tanda silang kita lihat, itu artinya jangan diduduki, walaupun dengan keluarga sendiri. Usahakan dipisah duduknya dengan jarak itu karena itu sebenarnya jarak aman," kata Edward.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


PT KCI Imbau Pengguna KRL Disiplin Mengikuti Protokol Kesehatan

Antrean calon penumpang KRL meluber hingga jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Stasiun Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (8/6/2020). Memasuki new normal, terjadi penumpukan penumpang di sejumlah stasiun KRL. (merdeka.com/Arie Basuki)

VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba mengatakan pada pekan kedua setelah diberlakukannya PSBB Transisi di wilayah DKI Jakarta, aktivitas masyarakat semakin meningkat.

Sebagai operator KRL Commuter Line, PT KCI mencatat pada Senin (15/6/2020) kemarin ada 324.436 pengguna KRL, sedangkan pada Senin (8/6/2020) pekan lalu tercatat ada 300.029 pengguna atau terjadi peningkatan volume penumpang sekitar 14 persen.

"Volume penumpang kemarin juga merupakan catatan volume penumpang tertinggi selama penerapan masa PSBB maupun PSBB Transisi," kata Anne melalui keterangan tulis, Selasa (16/6/2020).

Anne menyebut sebagaimana yang telah disampaikan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pusat tentang pengaturan jam kerja, berdasarkan data persebaran pengguna KRL masih terfokus mulai pukul 06.00-08.00 pada pagi hari dan 16.00-18.00 pada sore hari.

"Selain waktu-waktu tersebut KRL masih cukup lengang dan pengguna dapat langsung naik tanpa perlu mengikuti penyekatan yang ada di stasiun," ucapnya.

Karena itu, lanjut Anne pihaknya berharap berbagai lembaga, instansi pemerintahan, dan dunia usaha dapat mulai menerapkan sistem kerja bertahap sesuai Surat Edaran yang dikeluarkan Gugus Tugas sehingga persebaran pengguna KRL dapat lebih merata. Lebih memungkinkan untuk menjaga jarak aman selama dalam perjalanan, dan para pengguna juga dapat menyesuaikan kembali perjalanannya.

"Selama dua pekan penerapan PSBB Transisi ini, disiplin para pengguna KRL sudah semakin terlihat. Upaya yang telah dilakukan PT KCI salah satunya melalui pembuatan marka berbentuk jejak kaki di stasiun maupun di dalam KRL telah diikuti sebagian besar pengguna. Para pengguna sudah dapat mengikuti arahan petugas di lapangan maupun di dalam KRL, berdiri sesuai marka agar dapat menjaga jarak aman dan di dalam KRL tidak saling berhadap-hadapan," jelasnya.

Disampaikan Anne, pihaknya juga terus berupaya menambah wastafel portable agar bisa dimanfaatkan pengguna untuk cuci tangan sebelum dan sesudah naik KRL.

Selain itu, para petugas juga tak henti-hentinya menghimbau pengguna untuk tidak berbicara secara langsung maupun melalui telepon genggam dan selalu menjaga jarak serta mengurangi kontak fisik dengan pengguna atau petugas agar physical distancing tetap terwujud.

"Salah satu pilihan yang dapat dilakukan pengguna untuk mengurangi antrean di stasiun adalah dengan bertransaksi non-tunai menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) atau kartu uang elektronik bank saat naik KRL," jelasnya.

"Pastikan saldo kartu Anda cukup sejak awal sehingga langsung dapat mengikuti antrean menuju gate masuk. Transaksi nontunai juga mengurangi risiko tertular dari transaksi rutin menggunakan uang tunai untuk membeli maupun isi ulang Tiket Harian Berjaminan (THB)," lanjut dia.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya