Daging Salmon Diboikot Setelah Kasus Corona COVID-19 Kembali Muncul di Beijing

Beijing melaporkan 36 kasus baru transmisi corona COVID-19 pada Senin, 15 Juni 2020 setelah hampir dua bulan tak ada catatan kasus.

oleh Asnida Riani diperbarui 17 Jun 2020, 17:01 WIB
ilustrasi salmon/Photo by Caroline Attwood on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Komisi Kesehatan Beijing melaporkan 36 kasus baru transmisi corona COVID-19 pada Senin, 15 Juni 2020 setelah hampir dua bulan tak ada catatan kasus. Menurut laporan CGTN yang dilansir dari laman Says, Rabu (17/6/2020), kluster baru dengan 34 dari total 36 kasus dipercaya terkait dengan Pasar Grosir Xinfadi.

Sementara dua kasus masih dalam investigasi, pasar tersebut telah teridentifikasi sebagai pusat transmisi baru setelah 19 pekerja dinyatakan positif virus corona baru. Wholesale market tersebut sendiri sudah tutup sejak Sabtu, 13 Juni 2020.

Penemuan kluster baru terakit Pasar Grosir Xinfandi ini dlaporkan membuat warga lokal teringat kembali awal penyebaran wabah di Wuhan. Menurut laporan The Guardian, pasar tersebut memasok sekitar 80 persen kebutuhan, mulai dari makanan laut, daging, hingga sayur-mayur.

Sejak 30 Mei, media pemerintah Tiongkok memperkirakan setidaknya ada 200 ribu orang berkunjung ke pasar tersebut. Penyebaran ini datang bersama dugaan salmon sebagai penular virus SARS-CoV-2.

Narasi ini muncul setelah petugas kesehatan setempat menyelidiki sumber infeksi di pasar. Daging ikan ini telah ditarik dari pasaran di seantero Tiongkok. Pemerintah pun telah menyetop impor salmon.

Gerakan pemboikotan ini terjadi usai virus dinyatakan ditemukan pada talenan yang digunakan seorang penjual salmon impor di Pasar Grosir Xinfadi.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jangan Dulu Makan Salmon Mentah

Ilustrasi salmon (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Berdasarkan laporan CGTN, para ahli menyarankan publik untuk jangan dulu memakan salmon mentah sampai mereka yakin dengan sumber infeksi virus corona baru.

"Kami belum bisa menyimpulkan bahwa salmon adalah sumber infeksi karena terdeteksi virus di talenan penjual," kata Wu Zunyou, sekalu chief epidemiologist Chinese Center for Disease Control and Prevention (CDC).

Pasal, ada kemungkinan bahwa permukaan daging ikan terkontaminasi oleh pekerja terinfeksi COVID-19. Wu menjelaskan, selama beberapa bulan terakhir, daging ikan tak terdeteksi membawa virus corona baru di tubuh mereka.

Kendati demikian, proses membeli dan memasak punya risiko transmisi lebih tinggi ketimbang langsung mengonsumi salmon sudah matang.

CDC Tingkok mendorong publik untuk memastikan semua makanan mereka dimasak secara benar sebelum dikonsumsi, menggunakan peralatan masak berbeda untuk makanan mentah, juga mencuci tangan setelah masak maupun sebelum makan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya