Tips Supaya Terhindar dari Pelapak Nakal di Bukalapak

Bukalapak berbagi tips mudah bagi konsumen agar tidak menjadi korban penipuan yang dilakukan di e-commerce platform.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 17 Jun 2020, 14:45 WIB
Pembukaan kantor research and development di Surabaya (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - E-commerce platform tak dimungkiri memudahkan konsumen untuk membeli beragam barang kebutuhannya melalui aplikasi smartphone atau web.

Namun saat hendak transaksi, konsumen tetap perlu bersikap hati-hati. Alasannya, tidak jarang ada pihak yang memanfaatkan platform semacam ini untuk mengeruk keuntungan secara tidak bertanggung jawab.

Salah satu modus yang kerap ditemui adalah orang yang membuka akun pelapak untuk menipu konsumen. Namun, sebenarnya ada tips bagi konsumen untuk mencegah menjadi korban penipuan semacam ini.

Hal itu diungkapkan oleh AVP of Customer Satisfaction Management Bukalapak Tine Ervina dalam acara Live Streaming Inspirato: Peran E-commerce Menciptakan Pengalaman Belanja Online yang Aman, yang digelar Liputan6.com, Rabu (17/6/2020).

"Jangan terimingi-imingi harga yang berada di bawah harga pasaran, [konsumen] harus curiga," tutur Tine. Selain itu, dia juga meminta konsumen memperhatikan kredibilitas pelapak berdasarkan pada rating atau feedback konsumen sebelumnya.

Menurut Tine, hal itu sangat penting dan dapat menjadi salah satu referensi konsumen saat melakukan transaksi jual beli online. Konsumen juga diwajibkan untuk selalu menjaga informasi rahasia miliknya, seperti password dan OTP.

"Kadang ada yang mengirimkan tautan untuk mendukung transaksi, semisal asuransi atau agar proses pengiriman lebih cepat. Kalau tidak merasa menggunakannya, jangan pernah mengkliknya," ujar Tine melanjutkan.

Terlebih untuk di Bukalapak, seluruh notifikasi transaksi diberikan secara otomatis dan dapat dengan mudah diakses pengguna dari aplikasi.


Laporkan Hal yang Mencurigakan

Terjadi peningkatan kunjungan ke platform Bukalapak bersamaan dengan partisipasi Bukalapak terhadap Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia (Foto: Bukalapak)

"Terakhir, jangan pernah bertransaksi di luar Bukalapak. Misalnya, [kalau] ada yang menghubungi melalui WhatsApp agar memudahkan transaksi, itu semua tidak perlu," tutur Tine menjelaskan.

Di sisi lain, menurut Tine, Bukalapak juga terus meningkatkan sistem keamanannya. Dengan demikian, pengguna Bukalapak dapat terbebas dari aksi kriminal siber.

"Ini merupakan bentuk komitmen Bukalapak untuk melindungi pelanggan. Kami sebagai pelaku industri e-commerce harus terus melindungi data-data pengguna," ujar Tine.

Tine juga mengingatkan pengguna yang mengetahui tindakan mencurigakan di Bukalapak untuk melaporkannya ke layanan pelanggan, BukaBantuan. Layanan ini dapat diakses 24 jam sehari.

"Selain terus melakukan peningkatan sistem, kami juga menyediakan layanan aduan 24 jam untuk fraudster atau semisal pelanggan menemukan kegiatan yang mencurigakan di Bukalapak," kata Tine lebih lanjut.

Pelaporan itu dapat dilakukan langsung di dalam aplikasi melalui chat, email, atau telepon. BukaBantuan juga dapat diakses melalui media sosial. 

"Kami juga melihat lebih banyak orang terlindungi, karena mereka melaporkan secara dini. Sebab, kalau misalnya mereka menemukan hal-hal mencurigakan dan melaporkannya, kami bisa mengonfirmasi atau memverifikasi hal tersebut," tutur Tine.


Tindakan Tegas Bukalapak

Lebih lanjut Tine juga mengatakan Bukalapak juga melakukan tindakan tegas pada beberapa akun yang melanggar ketentuan barang pada platform mereka.

"Dari waktu Januari hingga Maret, kami sudah melakukan penutupan ribuan akun yang melanggar ketentuan di Bukalapak. Ini membuktikan komitmen kami untuk melindungi pengguna," ujarnya.

(Dam/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya