Ekonomi Indonesia Kuartal II Diprediksi Minus 3,4 Persen, Terparah di Tahun Ini

Kuartal II akan menjadi periode terburuk bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 17 Jun 2020, 16:03 WIB
Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro memperkirakan, kuartal II akan menjadi periode terburuk bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020. Pada periode tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi turun hingga -3,4 persen.

"Kalau dilihat dari perkembangan terkini kita melihat kuartal II ekspektasi kami adalah kuartal yang paling dalam di tahun ini. Ekspektasi kami sudah sejak sebulan lebih lalu kita membuat forecast untuk kuartal kedua akan terkoreksi -3,4 persen," jelasnya dalam sesi teleconference, Rabu (17/6/2020).

Menurut dia, perekonomian domestik masih punya peluang untuk kembali pulih, dengan asumsi tidak terjadi gelombang kedua (second wave) penyebaran pandemi virus corona (Covid-19).

Jika itu tidak terjadi, Andry pun memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali tumbuh positif pada kuartal akhir tahun ini.

"Kalaupun memang protokolnya dilaksanakan dengan ketat dan memang tidak ada back to PSBB secara masif, maka potensi pertumbuhan positif bisa terjadi di kuartal IV 2020," sambungnya.

"Namun kalau terjadi second wave, memang bisa saja pemulihan ekonomi domestiknya tidak lebih cepat dari kuartal IV," dia menambahkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gelombang Kedua

Petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) saat swab test massal di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Swab test massal untuk mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 ini dapat memeriksa 180 orang per hari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Andry menegaskan, gelombang kedua penyebaran wabah merupakan ancaman nyata yang telah dirasakan beberapa negara seperti China dan Selandia Baru. Oleh karenanya, ia memperingatkan agar negara waspada terhadap potensi tersebut.

"Kita menghadapi second wave pandemi di global market. Buat Indonesia challenge-nya memang masih di first wave, tapi di negara-negara lain sudah masuk bagaimana second wave kembali menghambat," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya