Liputan6.com, Pekanbaru - Usai tragedi pesawat jatuh pada Senin (15/6) silam, sejumlah warga di Perumahan Sialang Indah, Desa Kubang Jaya, Kabupaten Kampar, mengaku masih trauma. Meski bangkai pesawat sudah dievakuasi, namun suara ledakan pesawat jatuh itu masih terngiang di kepala mereka. Walau demikian, warga sudah beraktivitas seperti biasanya.
Lisa, seorang warga mengatakan, masih mengingat bagaimana dentuman keras setelah Pesawat Hawk 209 itu menimpa dua rumah warga lainnya.
Baca Juga
Advertisement
"Masih trauma, apalagi masih dengar pesawat di atas udara, masih terbayang," kata ibu rumah tangga itu, Rabu (17/6/2020).
Lisa menyebut akses ke perumahan, khususnya radius 50 meter dari pesawat jatuh sudah bebas. Tidak banyak lagi Personel Lanud Roesmin berjaga di lokasi.
"Namun aktivitas warga sini belum normal semua," kata Lisa.
Dia menceritakan, dirinya masih tidur sebelum pesawat itu jatuh. Matanya melek ketika mendengar suara bising pesawat di udara kemudian diiringi ledakan di darat.
"Pas ledakan itu saya langsung loncat dari tempat tidur, bawa anak-anak keluar rumah selamatkan diri," sebut Lisa.
Sambil lari ke luar rumah, Lisa membawa anaknya menjauh dari sumber ledakan. Saat itu, dia melihat asap pekat membumbung ke udara.
"Orang-orang di sini minta bawa anak menjauh, panik juga saat itu," sebut Lisa.
Warga lainnya, Yudi Sutisman, menyebut sebagian warga sudah bekerja lagi. Begitu juga dengan dirinya yang sehari-hari membuat kasur.
"Sekarang sudah bisa menjual kasur lagi, sebelumnya tidak bisa karena dibatasi," katanya.
Sebelum kejadian, Yudi berada di depan rumah mengerjakan kasur. Tak lama setelah itu, dia melihat pesawat jatuh tak jauh dari lokasinya bekerja.
"Pesawatnya miring dan jatuh, kami tak bantu memadamkan karena takut. Apalagi orang-orang pada berlarian menjauh," ucap Yudi.