Liputan6.com, Jakarta Diterpa ujian yang berat saat istrinya mengalami kelumpuhan, Kang Asep harus meninggalkan pekerjaannya demi merawat sang istri. Padahal, pekerjaan tersebut menjadi satu-satunya mata pencahariannya dalam menafkahi kelima anaknya. Agar ekonomi keluarga tetap stabil, Kang Asep memutuskan untuk bejualan kopi kemasan.
Berijazah sekolah tinggi, Kang Asep sempat dicemooh keluarganya saat ingin berjualan kopi kemasan. Namun, cibiran ini dijadikan motivasi oleh Kang Asep untuk membuktikan kemampuannya dalam mengolah kopi.
Advertisement
“Awalnya, saya dicemooh karena berjualan kopi kemasan. Menurut mereka, jualan kopi kemasan ini tidak perlu kuliah tinggu-tinggi. Saya lulusan universitas negeri di Jakarta dan istri saya lulusan universitas negeri di Sulawesi Tengah,” ujarnya kepada Sandiaga di ‘Jemput Rezeki’.
Saat menjalankan usahanya, Kang Asep hanya bermodalkan uang tabungan sebesar Rp 600 ribu. Dengan kerja keras dan kegigihannya, Kang Asep memiliki tiga kios warung kopi yang omzetnya mencapai Rp 45 juta per bulan di setiap kiosnya. Sehingga, Kang Asep mendapatkan omzet sekitar Rp 130 juta setiap bulan.
“Saat ada pandemi ini, omzet kios kami berkurang hingga 70 persen. Saya berharap keadaan dapat normal kembali, sehingga para pengusaha tidak bangkrut atau gulung tikar,” tegasnya.
Sandiaga menilai keberhasilan Kang Asep merupakan buah dari kerja keras dan kesabarannya dalam menghadapi ujian Allah SWT. Menurutnya, para pengusaha harus tahan banting dengan cibiran ataupun cemoohan. Harusnya, cemoohan ataupun cibiran ini dijadikan motivasi untuk membuktikan kemampuan pengusaha tersebut.
“Setiap pengusaha pasti mengalami jatuh bangun. Lalu, terus kerja keras dan kerja cerdas sehingga menjadi pengusaha yang sukses,” kata Sandiaga
Sandiaga akan membagikan kisah inspiratif dan perjuangan kang Asep di acara 'Jemput Rezeki' yang akan tayang di Indosiar, pada Sabtu, 20 Juni 2020, Pukul 06.30 WIB.
(*)