Liputan6.com, Jakarta - Selama ini mungkin banyak yang tidak tahu soal prosedur kerja di ruang kemudi pesawat. Tapi banyak hal menarik yang bisa diulik, termasuk menu makanan pilot dan co-pilot.
Keselamatan penumpang maskapai tentunya sangat bergantung pada dek penerbangan yang terkendali. Sebagai pusat kendali, pilot punya aturan ketat yang harus dipatuhi demi lancarnya penerbangan sampai lokasi tujuan. Salah satunya adalah soal makanan.
Dilansir dari Travel and Leisure, ada aturan soal makanan yang berlaku bagi pilot dan co-pilot yang bertugas. Aturan ini mengharuskan mereka menyantap makanan yang berbeda.
Baca Juga
Advertisement
Saat bertugas di pesawat, ternyata mereka tidak diperbolehkan menyantap makanan yang sama. Meski aturannya terkesan aneh, sebenarnya ada alasan yang bagus di baliknya.
Misalnya, jika ada salah satu makanan yang bermasalah, dalam hal ini menyebabkan keracunan atau alergi, maka satu pilot bisa mengambil alih kendali.
Praktik ini bukan rekomendasi Administrasi Penerbangan Federal, namun sebagian besar maskapai penerbangan memiliki aturan sendiri tentang hal ini.
Biasanya pilot disarankan untuk menghindari makanan seperti ikan mentah sebelum dan selama penerbangan, untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan selama menjalani tugas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Keracunan Makanan
Namun dalam pilihan kuliner, senioritas juga diperhitungkan. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Kapten Han Hee-seong dari China Eastern Airlines mengungkapkan kalau pilot biasanya menerima makanan kelas satu, sementara co-pilot akan mendapatkan makanan dari kelas bisnis.
Keracunan makanan di dalam pesawat jarang terjadi, walaupun kasusnya pernah terjadi beberapa kali. Pada 1982, puding tapioka membuat 10 awak kabin keracunan termasuk pilot, co-pilot dan teknisi penerbangan.
Pesawat dalam rute penerbangan Boston ke Lisbon ini akhirnya harus putar balik dan mendarat darurat di Boston. Menurut data dari 2010, setidaknya dua pilot di Amerika Serikat jatuh sakit karena keracunan makanan saat berada di kokpit.
Tentu hal ini akan sangat membahayakan. Karena kalau terjadi masalah pada pilot maupun co-pilot, keselamatan para penumpang maupun awak pesawat akan terancam.
Advertisement
